Rencana Investasi Perunggasan untuk Perkuat Rantai Pasok, Dongkrak Ekonomi Peternak Rakyat

Di tengah upaya memperkuat ekosistem pangan nasional, pemerintah bersiap meluncurkan program hilirisasi ayam terintegrasi yang akan mulai berjalan tahun depan. Melalui kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, program ini digadang-gadang menjadi fondasi baru bagi terbentuknya ekosistem perunggasan yang lebih efisien, terhubung, dan mampu mengangkat daya saing peternak lokal serta memperkuat rantai pasok perunggasan.

Profesor Riset Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nyak Ilham, menilai bahwa program hilirisasi terintegrasi unggas memiliki peluang besar untuk menekan biaya produksi, terutama bagi peternak kecil. Menurutnya, keberhasilan program sangat ditentukan oleh desain jaringan bisnis terintegrasi hulu–hilir yang dibangun pemerintah.

“ Efisiensi dapat dicapai bila pabrik pakan, breeding, dan hatchery berada dekat dengan sentra produksi unggas, serta memanfaatkan bahan baku pakan produk lokal,” ujarnya pada wawancara daring pada Selasa (18/11/2025).

Lebih jauh, Nyak Ilham menegaskan bahwa integrasi tersebut juga berperan besar dalam memperkuat stabilitas rantai pasok nasional. Dengan adanya fasilitas penyimpanan, distribusi, dan serapan produksi yang terencana, program ini dinilai dapat mengurangi risiko fluktuasi pasokan di berbagai daerah.

“Rantai pasok ayam dan telur dapat diperkuat dengan memasukkan produksi dari program ini ke dalam sistem yang sudah berjalan. Jika terjadi kelebihan produksi, hasilnya dapat disimpan dalam cold storage, dan bila terjadi kekurangan, suplai dapat diambil dari jaringan nasional. Dengan pola integrasi hulu hilir yang efisien serta dukungan koperasi atau unit usaha rakyat, stabilitas pasokan dapat dijaga lebih baik,” jelasnya. AP/PKH