Strategi Manajemen Produksi Perunggasan

Agropustaka.id, Kabar. Sektor perunggasan di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini seiring dengan konsumsi per kapita masyarakat akan daging dan telur unggas yang juga terus meningkat. Demikian juga pada permintaan akan produk peternakan lain, seperti daging dan susu yang juga terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Melihat hal itu, maka sangat diperlukan adanya manajemen produksi perunggasan yang baik, sehingga diperoleh produk hasil perunggasan yang efisien. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Chief Operating Officer (COO) BroilerX Pramudya Rizki Ruandhito pada sebuah seminar dalam rangkaian acara Indolivestock 2023, Expo & Forum, yang berlangsung di Surabaya, Jumat (28/7).

Meskipun Pramudya Rizki Ruandhito melihat bahwa sektor ini masih dipandang sebelah mata, namun dengan potensi dan posisi yang sangat strategis, maka sangat perlu adanya upaya optimalisasi manajemen produksi di usaha perunggasan. Para pelaku industri perunggasan diharapkan bisa meningkatkan sumber daya yang ada, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesejahteraan hewan, menjamin keberlanjutan industri serta meningkatkan daya saing.

“Kita tahu bahwa peternakan ini merupakan usaha padat modal. Selain itu, sebagai produsen belum bisa menentukan harga outputnya, sehingga hal yang harus diupayakan adalah bagaimana melakukan manajemen produksi yang optimal. Dengan manajemen produksi yang optimal, maka akan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan hewan, pengurangan biaya produksi dan risiko kerugian, serta pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas,” jelas Pramudya Rizki Ruandhito.

Untuk mengoptimalkan manajemen produksi, BroilerX dan berupaya membuat ekosistem usaha bersama para mitra peternak yang dimulai dengan penggunaan teknologi internet of thing (IoT) dan berbagai aplikasi teknologi digital perunggasn untuk membantu dan memonitoring proses produksi di kandang ayam. Secara prinsip, teknologi yang diterapkan di BroilerX diharapkan dapat menekan biaya produksi dalam kandang.

Kemudian dalam ekosistem BroilerX juga menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP) software, yang terintegrasi ke banyak hal, mulai dari accounting, sales, purchasing, HR & payroll, inventory, pajak dan masih banyak lainnya. ERP dikembangkan oleh Erpana, merupakan anak perusahaan dari BroilerX yang memiliki keahlian dan kompetensi yang dapat diandalkan dalam memberikan solusi bisnis yang tepat sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, berbagai data dalam ERP tersebut juga akan diproses oleh sistem data analis, sehingga peternak dapat memprediksi dan mengantisipasi bisnis perunggasannya ke depan. Di sisi lain, dalam ekosistem BroilerX juga terdapat blockchain traceability, yang memungkinkan para customer mengetahui kualitas produk yang didapat.

“Strategi implementasi kami tentunya melalui investasi dalam teknologi informasi dan aplikasi sensor IoT. Selain itu kami juga menggunakan sistem manajemen terintegrasi, analisis data, dan pengambilan keputusan berbasis AI. Kemudian, untuk menularkan ke lapangan, terdapat berbagai pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja untuk para peternak mitra. Pada intinya, saat ini penting bagi para pelaku perunggasan untuk mengoptimalkan manajemen produksi untuk mencapai efisiensi dan daya saing usaha. Hal ini bisa melalui kolaborasi dan pemanfaatan teknologi,” papar Pramudya Rizki Ruandhito. AP