Agropustaka.id, Kabar. Bisnis peternakan ayam memang memiliki risiko tinggi (high risk), akan tetapi masih ada peluang yang besar karena permintaan terhadap daging ayam yang terus tumbuh.
“Konsumsi ayam di Indonesia diperkirakan meningkat didorong oleh percepatan PDB/kapita dengan meningkatnya populasi kelas pekerja, yang mana pembukaan kembali perekonomian akan mendorong pertumbuhan itu,” kata Founder and President Chickin Indonesia Ashab Alkahfi dalam Seminar Nasional ISPI: Livestockpreneur Stand Out yang berlokasi di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/9/2025). Seminar dilaksanakan di sela-sela pameran Ildex Indonesia yang berlangsung pada 17-19 September 2025. Dalam pameran tersebut, ISPI menempati booth khusus yakni di booth 131 Hal A, ICE BSD.
Narasumber berikutnya dalam seminar nasional ISPI tersebut yakni CEO Pramoda Egg & Founder Swasembada Mahardika Agil Bimasono dan CEO Nusa Farms Indonesia, Wahyu Ramdani.

Bima mengungkapkan bahwa usaha di bidang peternakan khususnya unggas memiliki karakteristik yang khas seperti populasi/volume yang besar maka omsetnya besar, putaran uang sangat pendek, dan siapa yang cepat memindahkan risiko adalah dia yang akan menjadi pemenang.
“Kalau sebagai pemula, yang perlu dilakukan adalah bagaimana caranya agar produk cepat laku karena (produk) mudah rusak. Nanti kalau sudah besar, pikir cara buat amankan supply chain dan sourcing,” ungkapnya.
Adapun Wahyu Ramdani dalam kesempatan itu menyatakan, yang ideal dalam membangun bisnis adalah dengan model bisnis yang sesuai passion. “Sejak kuliah saya senang dengan sapi potong. Jadi sekarang ini bisnisnya juga beternak sapi potong,” katanya. AP