Agropustaka.id, Kabar. Sebuah Program transfer teknologi bertajuk Program Pengabdian Berbasis Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) digelar oleh TIM UGM yang dipimpin oleh Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof Dr. Lies Mira Yusiati. Program hasil kolaborasi dari Fakultas Peternakan UGM, Fakultas Kedokkteran Hewan UGM, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, dan Sekolah Vokasi UGM tersebut dilangsungkan sejak Juni sampai Oktober 2021.
Dengan berbagai disiplin ilmu yang terlibat di dalamnya, program TTG yang pada kesempatan tersebut ditujukan kepada Kelompok Ternak Ayo Angon, Desa Ngalang, Kecamapatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta -diharapkan dapat secara efektif mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara lebih komprehensif, sehingga dampak yang dihasilkan dapat lebih baik dan berkelanjutan.
“Pendampingan pengembangan pakan di Kelompok Ternak Ayo Angon sebenarnya sudah dilakukan tahun sebelumnya. Akan tetapi masih sekadar pelatihan atau peningkatan pengetahuan kepada peternak terkait cara pembuatan pakan konsentrat. Tahun ini program lebih dikembangkan untuk produksi skala besar. Selain itu, pakan konsentrat yang dihasilkan diperkaya dengan tambahan suplemen Rumen Undedradable Nutrient (RUN),” Prof Dr. Lies Mira Yusiati yang juga merupakan Kepala Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM, pada Minggu (26/9).
Doni Fitrianta, selaku Ketua Kelompok Ternak Ayo Angon menyampaikan bahwa saat ini pemuda anggota kelompok memiliki banyak keterampilan dalam pembuatan pakan dan manajemen budidaya ternak. Keterampilan tersebut sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas peternakan yang dimiliki oleh anggota.
“Universitas Gadjah Mada selama ini sangat banyak memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengarahkan kegiatan kelompok ternak menjadi korporasi, sebagai contoh pembuatan pakan konsentrat dalam skala besar untuk dikomersialkan serta penggemukan domba.
Hal tersebut tentunya mengubah pola fikir anggota kelompok ternak untuk mengembangkan peternakan ke arah bisnis, tidak hanya sekadar tabungan yang sering dilakukan peternak tradisional,” tambah Doni. AP