Agropustaka.id, Kabar. Pandemi yang sampai saat ini masih belum mereda, dapat dilihat di berbagai daerah terutama yang berstatus merah dengan kondisi lapangan yang sangat serius, dimana hampir setiap rumah sakit penuh dan tenaga kesehatan yang kewalahan menangani pasien masuk dalam jumlah puluhan setiap harinya. Dampaknya tidak dapat dihindari bahwa adanya pahlawan kesehatan, yaitu munculnya tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi korban (mulai dari terinfeksi sampai meninggal dunia karena COVID-19).
Tenaga kesehatan adalah ujung tombak, yang berada di garda terdepan menghadapi penyintas COVID-19 (aktivitas tracing masyarakat, perawatan medis, pemantauan shelter). Masyarakat yang tidak pada kompetensi medis memang tidak bisa masuk ke dalam wilayah medis karena memang terkait dengan kompetensi dan otoritasnya. Tenaga medis telah berjibaku siang malam seperti tanpa tanpa batas waktu, sementara pada sisi lain sebenarnya mereka juga perlu menjaga diri agar tetap bugar dengan imunitas dan kesehatan prima agar dapat melanjutkan misi kemanusiaan.
Oleh karena itu perlu ada pihak-pihak yang turut berkonstribusi dalam rangka upaya menjaga para tenaga medis tetap bugar. Masyarakat luas dapat berkonstribusi dalam bentuk doa. Namun demikian ada bentuk fisik yang dapat dilakukan berupa input makanan bergizi agar dapat meningkatkan fitalitas tubuh bagi para nakes. Salah satu bahan pangan yang memiliki nutrisi tinggi dan lengkap adalah telur.
Telur adalah suatu entitas bahan pangan yang dipersiapkan untuk kehidupan baru, oleh karena itu dipastikan bahwa terdapat nutrisi lengkap di dalamnya. Telur secara saintifik memiliki kandungan nutrisi yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan meningkatan imunitas tubuh. Telur secara fisik juga mudah di transport karena dalam bentuk butiran dan dapat di kemasi, demikian juga dapat di simpan untuk waktu beberapa hari.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Fakultas Peternakan UGM bekerjasama dengan beberapa lembaga mitra seperti Pinsar Petelur Nasional (PPN), Keluarga Alumi Fakultas Peternakan UGM (KAPGAMA) dan beberapa koperasi peternak petelur untuk melakukan Gerakan Nasional Peternak Petelur. Gerakan ini dengan membawa jargon ‘Ayo Jaga Sedulur, Jangan Lupa Makan Telur.’
Gerakan ini merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas insan peternakan terhadap para tenaga kesehatan. Meningkatkan solidaritas antar sesama anak manusia sangat penting di masa-masa sulit seperti dampak COVID-19 yang sedang kita hadapi bersama ini.
Semangat berbagi perlu dikembangkan, tidak hanya berbagi informasi, tetapi berbagi pengalaman, berbagi waktu, berbagi tenaga, pikiran dan berbagi materi, bergotong royong berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof. Dr.Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng dalam sebuah jumpa publik melalui sebuah aplikasi daring (26/7).
Dalam beberapa hari ini sudah diawali aksi peduli dengan penyampaian sumbangaan telur dari PPN di berbagai daerah ke tenaga kesehataan maupun unit kesehatan setempat. Dalam satu pekan aksinya (17-26 Juli 2021), gerakan ini telah berhasil mengumpulkan telur sejumlah 10 ton dan sekaligus sudah disalurkan ke berbagai target nakes dan faskes setempat. AP/Fapet UGM