Kabar, agropustaka.id. Transportasi ternak merupakan upaya pemindahan suatu ternak dari satu tempat ke tempat lain dengan sarana transportasi, untuk tujuan perdagangan, kegiatan olahraga, dipamerkan, budaya dan keagamaan, dan lain-lain. Dalam proses transportasi tersebut, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mengakibatkan terjadinya ketidaknyamanan ternak serta terjadinya penurunan bobot ternak.
Penelitian yang dilakukan oleh Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB, Muhamad Baihaqi, S.Pt, M.Sc menunjukkan, lama transportasi berbanding lurus dengan susut bobot ternak. Hal itu dijelaskan oleh Baihaqi dalam sebuah pelatihan online bertajuk ‘Logistik Ruminansia Kecil (domba/kambing) pada 19-20 Juni 2020 lalu, dengan penyelenggara acara adalah Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB.
Dari penelitian yang ia lakukan, ternyata pada proses transportasi ternak ruminansia kecil selama 10-20 jam, bobotnya bisa mencapai 7-12%. Demikian juga kepadatannya yang tidak boleh terlalu rapat. Untuk lama perjalanan lebih dari 3 jam, disarankan kepadatannya seluas 0,27 meter persegi per ekor untuk domba dengan berat 20-35 kg. “Hal ini sesuai dengan standar transportasi darat untuk domba di Australia yang mensyaratkan luas area minimal 0,17 m per segi per ekor untuk berat badan domba 20 kg,” jelas Baihaqi.
Untuk meminimalkan risiko penurunan bobot badan ternak selama proses transportasi, ia menyarankan agar menerapkan prinsip kesejahteraan hewan sebagai langkah solusinya. Apalagi, prinsip kebebasan hewan pada pengangkutan telah diatur pula oleh pemerintah dalam bentuk PP No. 95 Tahun 2012. Pada peraturan tersebut, disebutkan bahwa dalam proses transportasi ternak dilakukan dengan cara yang tidak menyakiti, melukai, dan/atau mengakibatkan stres; menggunakan alat angkut yang layak, bersih, sesuai dengan kapasitas alat angkut; dan memberikan pakan dan minum yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis Hewan.
Dengan penerapan kesrawan tersebut, maka di samping ternak terlindungi dari hal-hal yang merugikan, juga dapat menekan risiko adanya susut bobot ternak yang berefek pada kerugian ekonomi bagi pemilik ternak. AP