Agropustaka.id, Kabar. Program Work Based Academy (WBA) Batch #3 yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan UGM, dan diikuti oleh 25 peserta yang terseleksi dari 162 pendaftar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, telah resmi ditutup pada 25 Januari 2021 lalu.
Program yang bertujuan untuk membangun sarjana peternakan yang unggul dan terampil di industri perunggasan tersebut diselenggarakan oleh UGM dengan berkolaborasi bersama PT Charoen Pokphand Indonesia. Bentuk dari kegiatan berupa magang on site selama enam bulan, dan sebelum melaksanakan kegiatan magang, para peserta mengikuti In Class Training selama dua minggu yang bertujuan untuk menambah bekal ilmu sebelum terjun ke lapangan.
Program WBA yang berlangsung selama 6 bulan, terdiri dari berbagai materi yang diberikan, yakni mengenai Pengantar Closed House; Biosecurity; Kemitraan Dan Business Process Ayam Broiler; Poultry Equipment; Manajemen Produksi Broiler Sistem Closed House; Ventilasi dan Lighting; Nutrisi Ayam Broiler dan Manajemen Pakan; Safety, Healthy, And Environment; Kesejahteraan Hewan dan Animal Health; Peran Animal Health dan Broiler Management; serta Karir Industri Perunggasan. Materi dibawakan oleh pemateri dan mentor yang ahli pada bidangnya sejumlah 14 narasumber.
Saat acara seremoni penutupan WBA #3 yang dilaksanakan secara daring, terdapat dua peserta terpilih untuk mempresentasikan mini project yang telah dilaksanakan saat kegiatan magang. Mini Project tersebut milik Muhammad Ghufran dari Universitas Brawijaya mengenai “Tunnel Door Sederhana untuk Menekan Penyakit CRD pada Kandang Semi Closed House” dan Siska Mardiana dari Universitas Gadjah Mada mengenai “Lighting Program untuk Menekan Angka Kematian pada Fase Brooding”.
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA, IPU., ASEAN Eng selaku program inisiator Work Based Academy menyampaikan, “WBA memang sebuah model yang dijadikan sarana dan fasilitas para sarjana peternakan untuk terjun langsung di industri peternakan. Dengan adanya program ini kami memiliki optimisme tinggi kepada para peserta yang telah mendapat pengalaman dan pembelajaran baik secara teori maupun praktik.”
Head of Human Capital for Poultry Business PT Charoen Pokphand Indonesia, Ir. Syafri Afriansyah, M.BA menambahkan, “WBA Batch #3 ini terasa istimewa karena terdapat dua peserta perempuan yang terlibat. Hal ini membuktikan bahwa perempuan juga memiliki peluang yang sama di industri peternakan. Program ini akan terus dijalankan sebagai sarana pelatihan yang menjadikan para sarjana peternakan siap menghadapi industri peternakan.”
“Program WBA ini sangat berperan dalam mendukung sektor industri peternakan dengan adanya sumber daya manusia yang unggul. Semoga kolaborasi antara UGM dan Charoen Pokphand Indonesia tetap berlanjut dan banyak karya yang dihasilkan untuk negara dan bangsa,” ujar Dosen Fapet UGM Dr Muhsin Al Anas S.Pt selaku koordinator teknis WBA.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng menambahkan, “tebukti saat di lapangan, program ini sangat berdampak bagi industri dan mendukung para lulusan untuk mendapat pengetahun dan keterampilan. Selain itu, para peserta tentu juga mendapat jejaring. Dengan adanya output yang positif ini, kami berharap program ini dapat berlanjut dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia unggul di Industri.”
“Kita komitmen untuk program ini bisa berlanjut terus karena ini merupakan salah satu program yang nyata. Mari bersama membangun dan memfasilitasi lulusan peternakan demi sektor perunggasan di indonesia,” tambah DR (HC) Tjiu Thomas Effendy. SE., MBA. Selaku President Direktur PT Charoen Pokpohand Indonesia Tbk. Keberhasilan dan kesuksesan program Work Based Academy Batch #3 ini akan terus dikembangkan untuk terus lebih baik demi terciptanya SDM unggul di sektor peternakan. ap (ugm)