agropustaka.id, kabar. Rumput unggul bernama Gama Umami yang dikembangkan oleh tim peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UGM telah dikenalkan dan dikembangkan oleh peternak terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Rumput tersebut adalah merupakan rumput gajah yang telah diradiasi sinar gamma, sehingga menghasilkan rumput yang lebih unggul dibandingkan dengan tetuanya.
Rumput gajah dipilih karena rumput ini merupakan jenis yang unggul, disukai ternak ruminansia, dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis. Hasil produksi rumput Gama Umami lebih tinggi dibandingkan rumput gajah lokal sebagai tetua dan dalam setahun dapat dipanen hingga 6 kali.
Satria Aji, peternak dari Bumi Kayangan Farm Gunung Kidul yang telah menanam Gama Umami di lahannya, mengatakan bahwa rumput tersebut mempunyai daya tumbuh luar biasa. Persentase tumbuh dari stek batang tinggi, tunas besar, dan dapat mencapai 10 tunas pada penanaman awal di musim kemarau.
Peternak lain, yakni Cahyo Kurmai, peternak dari Banyumas, Jawa Tengah mengatakan bahwa dirinya puas dengan pengembangan rumput Gama Umami di lahannya. Dari 1 stek yang awalnya hanya dua tunas, dalam waktu penanaman awal bertambah setiap minggunya hingga terdapat sekitar 20 batang tunas pada 2 bulan penanaman pertama, jumlah tunas mencapai 5 kali lipat pada pemotongan selanjutnya.
Menurutnya, Gama Umami memiliki daun lebih hijau dibandingkan dengan rumput lainnya. Selain itu, tidak ada bulu halus bahkan jika kita tidur di atas daun tersebut tidak akan merasa gatal dibandingkan jika kita tidur di atas daun rumput gajah.
Cahyo mengatakan, Gama Umami juga memiliki batang yang empuk. Dirinya bahkan pernah mencoba memotong rumput tersebut pada umur 6 minggu dan dicoba untuk dikunyah. Cahyo merasakan batang rumput masih bisa dapat dikunyah dengan mudah dengan rasa agak manis. Hal ini sangat menguntungkan karena batang yang lunak tentu akan membuat ternak dapat memakan semuanya tanpa perlu dicacah apalagi jika peternak tidak memiliki mesin cacah.
Ketua peneliti rumput Gama Umami Fapet UGM Ir. Nafiatul Umami, Spt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., ketika dihubungi pada Selasa (27/10) mengatakan, mutasi dengan radiasi sinar gamma dapat memengaruhi morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman sehingga menghasilkan tanaman yang lebih unggul dibandingkan dengan tetuanya.
Aplikasi radiasi sinar gamma digunakan pada organ vegetatif, bunga, dan biji tanaman rumput gajah. Rumput gajah yang mengalami penyinaran radiasi Gamma selanjutnya diseleksi dan didapatkan rumput Gama Umami dari penyinaran 100 Gray.
Dekan Fapet UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng yang juga turut meneliti rumput Gama Umami mengatakan, selain digunakan sebagai pakan ternak, dilakukan juga pengujian dan pemprosesan menjadi biofuel terhadap rumput Gama Umami.
Batang rumput Gama Umami diolah dengan melakukan serangkaian proses teknologi bioethanol. Hasil pengujian dilaporkan bahwa batang rumput Gama Umami mampu menghasilkan etanol.
Kandungan serat pada batang rumput Gama Umami merupakan salah satu bahan penghasil etanol yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif dan berpotensi dalam memasok bahan bakar cair, padat, dan gas untuk penggantian bahan bakar fosil. Namun, masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut sehingga nantinya dapat dikembangkan di Indonesia.
Hal senada diutarakan oleh tim peneliti lain, yaitu Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA., IPU. ASEAN. Eng, Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc., ASEAN. Eng, dan Dr. Teguh Wahyono, S.Pt., M.Si dari PAIR BATAN yang menyatakan bahwa rumput Gama Umami sangat cocok untuk dikembangkan dan yakin akan mampu menyumbang kemajuan pakan ternak Indonesia. AP