Agropustaka.id, Kabar. Untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman para pelau usaha yang bergerak di industri sapi pedaging, terutama penggemukan (feedlot) dan pembibitan, Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Indonesia-Australia Red Meat Cattle Partnership menyelenggarakan pelatihan manajemen pakan sapi secara komprehensif selama 10 hari, yakni pada 15-25 Maret 2021.
Pelatihan yang diikuti 25 peserta yang diseleksi dari total 108 pendaftar tersebut, di antaranya berasal dari Pulau Sumatera sebanyak 10 peserta,dari Kalimantan 3 peserta, dan 12 orang berasal dari Jawa. Program Pelatihan menajemen pakan sapi yang dilakukan secara sistematis dan komprehensif tersebut menghadirkan 16 pembicara, yakni 9 pembicara dari Fakultas Peternakan UGM, 1 pembicara dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM, 3 pembicara dari PT Pasir Tengah, dan pembicara dari PT Alltech Indonesia, serta 1 orang pembicara dari Indonesia-Australian Cattle Commercial Breeding (IACCB).
Adanya pelatihan tersebut diharapkan untuk dapat meningkatkan kompetensi guna mendukung produktivitas peternakan atau perusahaan tempat para peserta beraktifitas. “Selain itu, pelatihan ini dapat menambah jaringan antar peserta dan meningkatkan kolaborasi di masa sekarang atau mendatang,” kata Prof. Dr. Zaenal Bachruddin, Guru Besar Fakultas Peternakan UGM yang juga sebagai koordinator progam pelatihan manajemen pakan tersebut.
Adung Karyo, salah satu peserta yang merupakan peternak dari Samarinda, Kalimantan Timur menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang manajemen pakan yang bisa diterapkan pada peternakan sapi yang dimiliki. Ia berharap dapat meningkatkan produktivitas peternakan tertutama melalui manajemen pakan yang lebih baik berdasarkan materi yang terlah diberikan.
Materi pelatihan meliputi supply chain bahan baku pakan, manajemen gudang pakan, formulasi pakan yang efisien, peran penting mineral dan vitamin, hijauan pakan ternak, manajemen pastura, dan manajemen penyakit yang berkaitan dengan pakan. Pelatihan dilakukan secara online melalui pembelajaran asynchronous menggunakan platform eLOK UGM dan pembelajaran secara synchronous menggunakan zoom meeting.
Peserta dapat mengakses materi sebelum pembelajaran langsung (asynchronous), sehingga pemebelajaran langsung dengan pemateri menggunakan studi kasus (study cases) yang dibuat oleh pemateri untuk meningkatkan keaktifan peserta dalam diskusi serta menghubungkan studi kasus dengan materi yang telah didapatkan dalam pembelajaran asynchronou. Peserta juga mendapatkan online practice yang terdiri dari materi kontrol kualitas bahan baku pakan dan pembuatan formulasi pakan dengan Least Cost Ratio (LCR).
Metode pelatihan juga menggunakan focus group discussion (FGD) untuk mengembangkan model pembelajaran dari peserta ke peserta. Para peserta secara aktif berbagi pengetahuan dari pengalaman (experience sharing) peternakan yang selama ini mereka jalankan. Setelah memperoleh materi pelatihan, para peserta akan membuat mini project terkait perencanaan manajemen pakan yang akan dilakukan pada perusahaan atau peternakan peserta. Mini project bertujuan supaya para peserta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama pelatihan untuk menyelesaikan permasalahan manajemen pakan dan meningkatkan produktivitas ternak. AP