agropustaka.id, Pemikiran. Masih saja ada informasi dan himbauan di media sosial terkait JANGAN MAKAN DAGING AYAM BROILER, terutama bagian LEHER DAN SAYAP (Swiwi). Yang lebih sangat memprihatinkan bahwa hal tersebut disampaikan oleh „profesional medik“ yang menjadi panutan masyarakat dalam kesehatan 😔
Ibu dan Bapak, INFORMASI tersebut TIDAK BENAR, TIDAK SESUAI FAKTA DI LAPANG, dan SANGAT AMAT MENYESATKAN.
.
TIDAK ADA pemberian HORMON pada ayam broiler!!!
Harga hormon sangat mahal dan tentunya pasti memperbesar biaya produksi dan selanjutnya menaikkan harga daging ayam di pasar!!
.
Pertumbuhan ayam broiler yang begitu cepat (dalam 24-28 hari dapat mencapai berat ayam hidup sekitar 1,4-1,6 kg dan dapat menghasilkan berat karkas sekitar 0,8-1,0 kg).
Pertumbuhan ayam broiler yang begitu cepat dihasilkan dari proses „seleksi“ dari galur murni ayam yang dikembangkan sejak tahun 1957. Seleksi tersebut bukan hasil rekayasa genetik atau bukan akibat „genetically modified organism“ (GMO). Selain itu, ayam broiler dipelihara dengan sangat baik dan diberi pakan yang penuh „perhitungan“.
Pada tahun 1957, ayam yang dipelihara selama 28 hari hanya menghasilkan berat ayam sekitar 300 gram dan pada 48 tahun kemudian (tahun 2015) pemeliharaan 28 hari dapat menghasilkan ayam dengan berat 1,3-1,4 kg.
Agar kita LEBIH YAKIN dan AMAN bahwa DAGING AYAM yang kita beli AMAN dan HALAL, belilah daging ayam yang ada LABEL NOMOR KONTROL VETERINER atau NKV.
Jika rumah potong (ayam) telah mendapat Sertifikasi NKV, maka artinya Pemerintah MENJAMIN bahwa rumah potong tersebut telah menerapkan Praktik Pemotongan yang HALAL, Praktik Higiene Sanitasi, Praktik Kesehatan Hewan yang baik (Good Veterinary Practices) termasuk biosekuriti, dan Praktik Kesejahteraan Hewan, SERTA DI BAWAH PENGAWASAN DOKTER HEWAN yang bertanggung jawab terhadap KESEHATAN AYAM SEBELUM DIPOTONG dan KESEHATAN DAGING AYAM.
.
Jadilah KONSUMEN yang CERDAS, KRITIS, DAN SELEKTIF.
ap/fb/denny w lukman/fkh ipb