agropustaka.id, Pemikiran. Pakan adalah faktor penting dalam usaha budidaya sapi pedaging, karena pakan menempati porsi sekitar 60-70% dari seluruh biaya produksi budidaya sapi pedaging. Dengan besarnya kontribusi pakan tersebut, maka penyediaan pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan ternaknya, karena seringkali terjadi pakan yang diberikan tidak tidak cocok dengan sapi yang dibudidayakan.
Hal tersebut disebabkan produktivitas ternak sapi pedaging sangat peka terhadap perubahan pemberian pakan, sehingga pakan yang diberikan harus sesuai dengan ketersediaan, kesinambungan, mutu maupun jumlahnya. Dari sini dapat ditekankan bahwa peternak harus bisa memahami bagaimana manajemen pakan yang baik, sehingga produktifitas ternaknya bisa berjalan secara optimal.
Pada prinsipnya syarat pakan yang baik harus memenuhi lima hal utama, yakni pakan harus dapat memenuhi kebutuhan berbagai zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sapi baik dalam hal serat kasar, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Pakan juga mesti disukai ternak, sehingga tingkat palatabilitasnya tinggi.
Selanjutnya, pakan yang diberikan juga harus bersih dan tidak tercemar oleh kontaminan atau bibit penyakit yang berisiko pada kesehatan ternak. Pakan yang diberikan jangan sampai dalam kondisi rusak, busuk atau berjamur, serta menghindari pemberian pakan dalam kondisi berembun ataupun basah yang berpotensi dapat memicu terjadinya kembung perut atau bloat pada sapi.
Dan yang tidak kalah pentingya yakni, bahan pakan sapi tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, ketersediaannya yang senantiasa terjamin dan selalu ada, terutama di sekitar lingkungan peternak, dan harga bahan pakan yang relatif tidak mahal.
Ada tiga pakan utama ternak sapi pedaging, yakni pakan hijauan, pakan penguat atau konsentrat, dan pakan tambahan atau feed suplement. Pakan hijauan menjadi bahan pakan utama bagi sapi pedaging, yang bisa berupa rumput unggul, rumput lokal, leguminosa, limbah pertanian, dan limbah perkebunan. Contoh pakan hijauan yakni rumput gajah, rumput benggala, rumput raja, rumput setaria, indigofera, giliricia, gamal.
Hasil sampingan tanaman pertanian juga dapatmenjadi sumber pakan ternak sapi seperti jerami padi, jerami kacang tanah, kacang kedelai, pucuk jagung muda. Untuk hasil optimal, sumber pakan dari hasil samping pertanian dan perkebunan sebaiknya diberi perlakuan khusus terlebih dahulu untuk dapat meningkatkan kualitasnya.
Pakan hijauan yang diberikan tersebut pada umumnya diberukan sebanyak 10-12% dari bobot badan sapi tersebut. Untuk pakan konsentrat, merupakan campuran dari beberapa bahan pakan guna melengkapi nutrisi yang kurang dari pemberian pakan hijauan.
Bahan pakan konsentrat yang dapat diberikan pada ternak sapi pedaging misalnya bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tepung singkong, ampas kecap, dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling. Pakan konsentrat ini dapat diberikan pada umumnya berkisar 1-2% dari bobot badan sapi tersebut.
Untuk pakan tambahan sebenarnya pemberiannya bersifat opsional atau tidak harus diberikan. Pakan tambahan diberikan sesuai kebutuhan, karena bertujuan antara lain untuk mencegah atau mengobati penyakit, melengkapi ransum pakan ternak, serta merangsang pertumbuhan ternak sapi pedaging agar lebih cepat.
Pakan jenis ini pada umumnya berupa kombinasi berbagai vitamin dan mineral dengan skema formulasi ransum yang disusun dengan disesuaikan pada kebutuhan ternaknya. Pakan tambahan juga bisa berupa antibiotik, antitoksin, obat cacing, hormon. Pemberian pakan tambahan pada umumnya sangat kecil, yakni berkisar 1% dari total ransum.
Karena pemberian pakan yang diberikan pada sapi pedaging memiliki tujuan utama untuk menghasilkan pertambahan berat badan yang optimal dalam waktu yang relatif singkat, maka dalam pemberian pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan sapi baik dari segi jumlah maupun mutunya. Pemberiannya dapat dilakukan dalam tiga waktu, yakni pada pagi, siang, dan sore hari -dengan pemberian pakan konsentrat diberikan pada pagi hari sebelum pakan hijauan diberikan.
Yang patut diperhatikan adalah, berikan sedikit hijauan terlebih dahulu sebelum diberi pakan konsentrat, hal tersebut dimaksudkan untuk merangsang keluarnya air liuryang berfungsi sebagai penyangga agar rumen sapi tidak terlalu asam. Setelah itu, baru diberikan pakan hijauan dalam jumlah sesuai kebutuhan.
Dikenal ada tiga cara pemeliharaan sapi pedaging, yakni dengan cara kereman, umbaran, atau kombinasi. Pada model kereman, sapi pedaging hanya dipelihara pada kandang terbatas, sama sekali tidak diumbar. Cara pemeliharaan seperti ini banyak dilakukan oleh peternak di Indonesia. Tujuan pemeliharaan seperti ini adalah untuk mendapatkan pertamabahan bobot harian yang lebih tinggi.
Cara kedua adalah dengan pemeliharaan umbaran, dengan cara sapi digembalakan di padang rumput sepanjang hari, untuk kemudian digiring ke kandang pada saat menjelang malam hari. Pada cara pemeliharaan seperti ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput yang ada di padang gembalaan, tidak diberi konsentrat sama sekali.
Sebagai kompensasinya, maka pada padang penggembalaan harus pula ditanami berbagai tanaman legum seperti lamtoro, yang berfungsi sebagai sumber protein bagi sapi. Pola pemeliharaan seperti ini relatif lebih murah karena biayanya yang dikeluarkan untuk pakan dan tenaga lebih rendah, namun syaratnya harus memiliki lahan gembalaan yang mencukupi.
Cara pemeliharaan yang ketiga adalah kombinasi antara umbaran dan kereman, yakni sapi diumbar terlebih dahulu di padang gembalaan pada pagi hingga siang hari agar memakan pakan hijauan, kemudian dilanjutkan pada sore hingga malam harinya sapi digiring ke kandang untuk diberi pakan konsentrat sesuai kebutuhan ternak. AP/INF