Traceability Produk Peternakan, Apa Manfaatnya?

Agropustaka.id, Pemikiran. Secara bahasa, ketertelusuran (traceability) menurut yang tertulis di beberapa literatur memiliki arti “kemampuan telusur”, mengikuti dan identifikasi secara spesifik terhadap produk melalui seluruh tahapan budidaya, panen, produksi, pengolahan, pengemasan dan distribusi sehingga mampu menunjukkan pergerakan produk yang meliputi rantai proses dan suplai.

Sistem penelusuran atau pemberian kode spesifik berdasarkan individu/kelompok ternak dalam proses bisnis bidang peternakan sangat diperlukan untuk mewaspadai adanya isu-isu terkait dengan keamanan pangan pada produk peternakan tersebut.

Sehingga, pemanfaatan teknologi dapat dikerjakan untuk memberikan kebermanfaatan dalam hal melakukan pelacakan pada produk peternakan, memberikan nilai lebih (value added) dari produk peternakan, dan pada akhirnya akan memberikan nilai jual yang jauh lebih kompetitif dikarenakan produk yang dijual memiliki jaminan keamanan pangan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pengembangan teknologi digital di era sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan masif, tidak saja hanya di bidang teknologi semata, namun sudah merambah ke bidang yang lain, dari jasa keuangan, perdagangan, industri manufaktur, bahkan sampai merambah pada industri bidang agronomi, yang termasuk di dalamnya adalah dalam bidang peternakan.

Perlu dipahami bahwa penafaatan teknologi yang digunakan adalah merupakan sebatas alat bantu yang bisa dipergunakan oleh peternak dan pelaku usaha peternakan untuk mempermudah proses jalannya usaha yang bersifat terus-menerus tanpa henti, sehingga tidak akan menggantikan peran manusia yang pada pengerjaan tertentu jauh lebih baik karena mengandalkan nilai rasa dalam pengerjaannya.

Sebagai contoh adalah saat pemotongan ternak, vaksinasi, pengobatan beberapa ternak dan lain sebagainya. Pemanfaatan teknologi ini banyak dipergunakan oleh industri dikarenakan memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah, dapat terprogram sesuai dengan keinginan sehingga kegiatannya bersifat terus-menerus (24 jam tanpa henti) dan tidak pernah merasakan capai.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh teknologi ini akan tercatat datanya dengan rapi dan teratur sehingga dapat digunakan sebagai recording, opservasi, prediksi dan bahkan sebagai data traceability produk.

Beternak dengan cerdas

Pemanfaatan teknologi dapat terhubung dengan media teknologi yang lain, sehingga akan memberikan teknologi yang utuh dalam “smart farming” dengan memanfaatkan adanya Internet of Thing (IoT) yang saat ini sedang sangat populer dan dikembangkan oleh para developer baik di tingkat internasional maupun di tingkat nasional; dan beberapa kelebihan yang lain yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Melalui pemanfaatan teknologi dengan kemampuan melakukan pencatatan data secara otomatis, dan didukung dengan adanya sistem yang akan mengolah data secara otomatis berupa sistem yang dapat dipantau dari manapun dan kapanpun dengan menggunakan jaringan koneksi internet, serta dapat disajikan dengan pembacaan yang lebih mudah, maka akan memberikan manfaat kepada pengguna dalam upaya melakukan proses monitoring, evaluasi, prediksi dan juga traceability dari ternaknya.

Sebagai contoh adalah data pertambahan berat badan, konsumsi pakan, jenis pakan yang diberikan, catatan penyakit, vaksin dan obat-obatan yang diberikan, serta catatan kondisi kandang berupa suhu, kelembaban, kadar ammonia, kadar mineral dalam air, dan lain sebagainya.

Hal tersebut mungkin akan menjadi sebuah impian banyak peternak, karena proses ini pada akhirnya akan mempermudah dalam kegiatan peternakan. Jika data ini digabungkan menjadi data yang lebih besar lagi, maka kebutuhan ternak dapat tercatat sehingga tidak ada permasalahan berupa defisit atau kurangnya pasokan komponen dalam pakan, sebagai contoh: jagung, kedelai dan tepung ikan.

Hal yang sama ketika data kebutuhan bibit dengan permintaan dapat tercatat dengan baik, maka tidak ada lagi permasalahan kelebihan atau kekurangan bibit ternak, dan hal lain yang dapat dipergunakan sebagai salah satu media dari proses kegiatan peternakan.

Saat ini penulis sedang mengembangkan langkah ini, yaitu dengan membuat sensor yang akan melakukan pencatatan data secara otomatis kondisi yang ada di dalam kandang dan data yang ada dikirimkan ke sistem, kemudian dari sistem akan diolah datanya secara otomatis, sehingga didapatkan data lengkap dari proses pemeliharaan ayam broiler mulai dari pengadaan DOC, proses pemeliharaan, pemotongan dan akhirnya akan memiliki muara dan data lengkap dari hulu sampai dengan hilir, dan menghasilkan data “traceability” yang baik.

Alat ini menggunakan Internet of Thing (IoT) dengan branding BroilerX sebagai sensor dan software as a service (SaaS) sebagai media untuk memantau pergerakan data dari sensor dan dapat dilihat secara realtime dan menggunakan media website maupun smartphone dengan sistem operasi android, dan dapat diakses di website https://saas.broilerx.com/.

Berikut merupakan beberapa contoh tampilan dari pencatatan data yang ada di dalam sistem. Pada Gambar 1 memperlihatkan grafik suhu, kelembaban, dan kadar ammonia di dalam kandang.

Gambar 1. Grafik Keadaan Lingkungan Kandang

Adapun pada Gambar 2, memperlihatkan catatan kondisi ayam yang dipelihara dalam peternakan dan diolah oleh sistem sehingga memberikan keterangan bahwa kondisi telah aman atau tidak aman

Gambar 2. Data Perkembangan Ayam


Dari pengalaman yang dilakukan oleh penulis dalam mengembangkan teknologi dalam menyediakan alat bantu (tools) berupa Internet of Thing (IoT) dan software as a service (SaaS) ini, saat ini dalam proses diajak kerjasama dengan perusahaan digital yang berbasis di Singapura, yaitu perusahaan perdagangan produk pertanian, perikanan dan peternakan di beberapa negara dan dipasarkan secara Business to Business (B2B), dengan keunggulan bahwa produk yang dipasarkan adalah halal dan baik secara keamanan pangan, dan memberikan jaminan dengan bukti berupa data dari blockchain yang tidak dapat diubah datanya mulai dari proses produksi hingga pemasaran, sehingga jaminan halal atau keamanan pangan dapat dibuktikan dengan “traceability” dari data tersebut.

Inilah salah satu dari banyak keuntungan dengan menerapkan adanya sistem traceability dalam proses produksi bidang peternakan, sehingga produk yang ada dapat memberikan nilai tambah berupa jaminan keamanan pangan dan dapat laku dijual sampai ke luar negeri dan memberikan segmentasi yang berbeda dengan pasar pada umumnya.

Hal inilah yang juga dapat dipergunakan dalam mengatasi persaingan pasar dan target pasar dari produk yang dihasilkan oleh peternak, karena dengan memberikan nilai tambah pada produk, maka akan memberikan hasil yang berbeda dari produk tersebut berupa harga pasar dan target pasar yang berbeda. Hal ini juga akan dapat digunakan dalam menutup proses produksi.

Keuntungan bagi peternak

Dari beberapa pemaparan yang diberikan, dapat memberikan gambaran bahwa traceability produk peternakan dapat dilakukan oleh peternak karena akan memberikan beberapa keuntungan yang telah ditulis di atas dan juga akan dapat digunakan untuk menggeser segmentasi pasar yang peka terhadap kondisi keamanan pangan, sehingga keuntungan dapat diperoleh lebih baik.

Selain itu, data yang semakin lengkap atau dengan pengembangan IoT yang semakin berkembang, maka pemanfaatan data yang ada dalam big data dapat dipergunakan sebagai sumber untuk melakukan prediksi dari penggunakan machine learning, dan juga kecerdasan buatan (AI).

Tentunya langkah ini harus diawali dengan mulai dalam pembuatan dan pemanfaatan IoT, melakukan recording dengan baik dan menggunakan sistem, pengolahan data, baik manual maupun dengan menggunakan system yang telah terintegrasi dengan IoT, serta kemungkinan pemanfaatan teknologi yang lain.

Langkah ini harus juga didorong oleh pelaku usaha peternakan sebagai stakeholder, perguruan tinggi sebagai pihak yang dapat melakukan penelitian dan pengembangan (RnD) bersama industri, dan juga pemerintah dengan mendorong kebijakan yang berpihak pada upaya pengembangan tersebut.

Kami menunggu peran dan kolaborasi dari antar pihak dan juga generasi millenial yang jauh lebih menguasai teknologi untuk saat ini dalam mendorong terciptanya teknologi yang berguna bagi usaha bidang peternakan, khususnya peternakan unggas.

Penulis:
Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc, Dosen Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak, Departemen Pemuliaan dan Reproduksi Ternak, Fakultas Peternakan UGM | dapat dihubungi di: adioranye@ugm.ac.id