Adopsi Teknologi untuk Mendukung Kemajuan Industri Perunggasan Nasional

Agropustaka.id, Kabar. Sebagai salah satu penghasil pangan protein hewani bagi masyarakat, beragam persoalan masih dihadapi oleh industri perunggasan nasional. Perubahan iklim yang telah terjadi berdampak nyata pada sisi budi daya, sehingga akan lebih susah memperoleh performa budi daya yang optimal. Di lain sisi, fenomena tantangan terkait regenerasi peternak juga menjadi hal yang harus dicarikan solusinya.

Dalam sebuah seminar nasional yang mengangkat tema, “Smart Agriculture Pendukung Pertanian Masa Depan” di Kampus Polbangtan Bogor, Rabu (20/9), Chief Executive Officer (CEO) dan Co-Founder BroilerX Prastyo Ruandhito menjelaskan bahwa saat ini kecenderungan anak muda, terlebih Gen Z tidak terlalu tertarik pada sektor pertanian, termasuk perunggasan. Persoalan karir yang tidak jelas, profesionalitas dipertanyakan dan resiko usaha yang besar menjadi beberapa alasan yang mendorong generasi muda terjun ke sektor penghasil pangan ini.

Dalam seminar nasional yang dibuka dengan sambutan dari PLH Direktur Polbangtan Bogor Rudi Hartono, SST., MP tersebut, hadir sebagai narasumber penting lain yakni Dr. Abdul Roni Angkat, S.TP, M.Si (Kepala Balai pelatihan Pertanian Lampung), dan Prof. Edi Santosa (Departemen Agronomi dan Hortikultura FAPERTA IPB). Acara dipandu oleh moderator Dr. Ir. Yoyon Haryanto, SST., MP, IPM.

“Dengan tantangan regenerasi ini, tentu ketahanan pangan menjadi sebuah hal yang harus dikhawatirkan. Belum lagi persoalan perubahan iklim dan kondusifitas pasar yang kian menambah beban bari para pelaku usaha. Namun dalam hal ini para pelaku usaha dapat mengubah mindset usahanya dengan adopsi teknologi, sehingga berbagai tantangan yang ada bisa ditekan,” ujar Prastyo Ruandhito pada seminar nasional dalam rangka Dies Natalis ke-5 Polbangtan Bogor tersebut.

Menurut Prastyo Ruandhito, transformasi digital pada sektor pertanian, khususnya perunggasan sangat penting dilakukan demi tercapainya efisiensi usaha serta menambah keuntungan bagi peternak. Dalam hal ini, BroilerX mencoba masuk untuk membantu peternak dalam hal optimalisasi budi daya atau on farm.

“Langkah awal kami adalah membantu peternak dalam pencatatan data secara lebih mudah dan sederhana. Pasalnya kegiatan pencatatan ini menjadi hal sederhana yang belum dianggap serius oleh peternak. Di sisi lain data yang baik merupakan kunci bagaimana teknologi dapat bekerja.

Untuk itu digitalisasi pencatatan merupakan langkah awal yang penting agar teknologi sesuai dengan keinginan peternak,” jelas Prastyo Ruandhito.

Selain itu, BroilerX juga memberikan solusi melalui adopsi teknologi internet of thing (IoT) yang memungkinkan peternak untuk mengetahui dan mengontrol berbagai indikator pemeliharaan dimana saja secara real time.

“Dengan berbagai sensor teknologi di dalam kandang, peternak dapat memonitor pemeliharaan dan memberikan perlakuan dimana saja secara real time melalui aplikasi BroilerX. Tentu hal ini dapat mempermudah peternak. Selain itu, berbagai macam teknologi ini juga dapat membantu peternak untuk memprediksi tantangan ke depan. Selain itu, hal ini juga dapat mempermudah peternak untuk mengambil sebuah keputusan, sehingga dengan keputusan yang tepat performa produksi bisa lebih optimal,” tambahnya. Dalam hal pendekatan dan penerapan teknologinya, BroilerX mempunyai strategi dengan membuat closed loop ecosystem untuk menjawab tantangan yang ada di peternak dan konsumen. “Berbagai teknologi yang ada di BroilerX selain bisa didapatkan secara jual beli putus, juga dapat digunakan dengan bergabung pada ekosistem yang kami buat. Nantinya peternak akan bermitra dengan BroilerX, dan bisa menggunakan berbagai teknologi yang ada. Dan Alhamdulillah, sejak dirilis antusias dari peternak sangat luar biasa,” terang Prastyo Ruandhito. AP