Ayam, Penanda Zaman Manusia

Agropustaka.id, Pemikiran. Usia bumi diperkirakan telah mencapai 4,54 miliar tahun, berdasarkan penanggalan usia radiometerik terbentuknya inti planet ini. Dalam rentang ini, bumi telah banyak mengalami perubahan.

Secara geologis, sejarah panjang bumi ini dibagi menjadi rangkaian skala waktu, berdasarkan lapisan batuan bumi, atau strata, dan fosil yang ditemukan di dalamnya. Berdasarkan stratifikasi geologi itu, saat ini disebut sebagai Zaman Holosen, yang dimulai 11.700 tahun yang lalu setelah Zaman Es Besar terakhir.

Semua pergantian zaman di masa lalu dipengaruhi oleh peristiwa alami, mulai dari jatuhnya meteorit, hingga letusan gunung api raksasa yang memicu perubahan iklim global. Belakangan sebagian ilmuwan menunjukkan bukti bahwa Zaman Holosen telah berakhir.

Bumi dianggap telah memasuki Zaman Antroposen yang digunakan untuk menggambarkan periode terbaru dalam sejarah ketika aktivitas manusia telah berdampak signifikan terhadap iklim dan ekosistem planet.

Pengaruh manusia pada planet ini dianggap telah setara dengan meteorit yang menabrak bumi 66 juta tahun yang lalu sehingga menghabisi dinosaurus dan memulai Era Kenozoikum, atau yang biasa disebut Zaman Mamalia.

Gagasan Antroposen sendiri diusulkan pada konferensi sains lebih dari 20 tahun yang lalu oleh ahli kimia pemenang Hadiah Nobel, Paul Crutzen. Tim ilmuwan telah memperdebatkan masalah ini sejak saat itu dan akhirnya membentuk kelompok kerja untuk mempelajari apakah itu diperlukan dan, jika demikian, kapan zaman akan dimulai.

Minggu lalu, sejumlah ahli geosains yang tergabung dalam Anthropocene Working Group memilih Danau Crawford di Kanada sebagai ”Golden Spike”, lokasi munculnya Zaman Antroposen.

Danau yang memiliki kedalaman 29 meter dan lebar 24.000 meter persegi ini dipilih dari 11 lokasi lain karena pengaruh tahunan aktivitas manusia terhadap tanah, atmosfer, dan biologi bumi terpelihara dalam lapisan sedimennya. Itu mencakup segala sesuatu, mulai dari radiasi nuklir hingga polusi yang mengancam spesies hingga suhu yang terus meningkat.

Sampel inti dari danau itu memberi kita catatan perubahan geologis yang dianggap representatif untuk menentukan kapan manusia mulai mengubah segalanya. Para ilmuwan itu menyebut sekitar tahun 1950, suatu periode yang dijuluki sebagai Akselerasi Hebat setelah Perang Dunia II.

Perubahan pada ayam
Belum semua ilmuwan sepakat dengan penetapan tahun 1950-an sebagai titik awal Zaman Antroposen. Sebagian menyebutkan, pengaruh manusia ke bumi sudah jauh lebih awal. Namun, tidak ada keraguan bahwa manusia memang telah mengubah wajah planet ini secara fundamental.

Melonjaknya gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim global, mikroplastik yang ada di mana-mana, pencemaran kimia dan radiasi nuklir, hingga kepunahan beragam spesies banyak dikemukakan sebagai sebagai bukti bahwa dunia memasuki Zaman Manusia.

Selain jejak nyata manusia pada perubahan global ini, Carys Bennett, ahli geologi dari University of Leicester, mengajukan bukti lain mengenai Zaman Antroposen yang unik, yaitu ayam. Bennett dan tim menulis argumennya mengenai ayam sebagai bukti masuknya Zaman Antroposen di Royal Society Open Science pada 2018.

Mengapa ayam?
Pertama, ayam pedaging modern ini memiliki ukuran tubuh, bentuk kerangka, kimia tulang, dan genetika yang sangat jauh berbeda dibandingkan dengan nenek moyang atau rekan liarnya lainnya karena ulah manusia.

Biasanya butuh jutaan tahun untuk terjadinya evolusi, tetapi ayam hanya butuh beberapa dekade untuk menjadi ’hewan baru’ dan itu terjadi karena ulah manusia.

Bennett dan tim telah membandingkan tulang ayam pedaging modern dengan tulang nenek moyang mereka dari zaman Romawi. Ayam broiler modern memiliki kerangka berukuran super, kimia tulang berbeda yang mencerminkan homogenitas makanan mereka dan secara signifikan mengurangi keragaman genetik.

Hal ini karena ayam pedaging modern dua kali ukuran ayam dari periode Abad Pertengahan dan mereka dibiakkan untuk satu hal, yakni penambahan berat badan yang cepat.

Kedua, populasi ayam pedaging yang sekarang melebihi semua unggas liar yang disatukan dengan perbandingan tiga banding satu, juga merupakan ulah manusia. Ayam kini menjadi spesies vertebrata (bukan hanya burung) paling banyak di darat, dengan 23 miliar hidup pada satu waktu, dan menjadi sumber protein daging yang paling banyak dikonsumsi.

Ayam broiler modern sebenarnya memiliki nenek moyang berasal dari ayam hutan merah (Gallus gallus) di Asia Tenggara. Ayam hutan ini pertama kali didomestikasi sekitar 8.000 tahun yang lalu dan sejak itu ayam telah menjadi bagian penting dari penopang kehidupan manusia.

Perubahan struktur ayam menjadi makhluk gemuk berumur pendek yang kini bisa ditemukan di pasar-pasar seluruh dunia baru dimulai setelah Perang Dunia II dan terus berevolusi. Ayam pedaging saat ini bisa bertambah berat lima kali lebih cepat daripada ayam pedaging dari tahun 1950-an, dan pada usia lima atau enam minggu mereka sudah siap disembelih.

Bukti pertumbuhan luar biasa ini terpelihara pada tulang mereka yang kurang padat dan sering berubah bentuk. Tak hanya perubahan pada tulang, umur ayam juga berubah memendek. Jika dibiarkan hidup lebih dari tiga bulan, banyak unggas ini yang bakal mati karena gagal jantung atau pernapasan.

Biasanya butuh jutaan tahun untuk terjadinya evolusi, tetapi ayam hanya butuh beberapa dekade untuk menjadi ”hewan baru” dan itu terjadi karena ulah manusia. Manusia telah mengubah gen ayam untuk memutasi reseptor yang mengatur metabolisme, yang berarti mereka selalu lapar sehingga akan makan dan tumbuh lebih cepat.

Tidak hanya itu, seluruh siklus hidup mereka dikendalikan oleh teknologi manusia. Misalnya, ayam ditetaskan di pabrik dengan suhu dan kelembapan yang dikendalikan komputer. Sejak berumur satu hari, mereka hidup di bawah lampu listrik untuk memaksimalkan jam makan mereka.

Sekalipun sapi, babi, dan domba peliharaan masing-masing berjumlah satu miliar atau lebih, ayamlah yang menjadi contoh paling mencolok biosfer modern.

Tulang mereka tersebar di tempat pembuangan akhir di seluruh dunia sehingga berpeluang besar diawetkan dalam catatan batuan sebagai simbol bagaimana planet kita dan biosfernya telah berubah dari keadaan pramanusia menjadi keadaan yang didominasi oleh manusia dan hewan peliharaan kita.

Jadi, ketika keturunan jauh kita—atau mungkin alien yang menemukan bumi di masa depan—menggali lapisan sedimen 500.000 tahun dari sekarang untuk memecahkan kode masa lalu bumi, mereka akan menemukan bukti telah terjadinya perubahan mendadak pada tulang-tulang ayam sebagai salah satu penanda Zaman Antroposen. Mungkin itu ditemukan dari bekas dapur kita saat ini. (ap/kcm/ahmad arif)