Begini Penerapan Kandang Positive Pressure pada Budidaya Broiler

Agropustaka.id, Kabar. Manakala terjadi  kenaikan suhu lingkungan di sekitar kendang, hal itu dapat mengakibatkan cekaman panas atau heat stress yang dapat menurunkan performa budidaya ayam broiler, seperti  lambat tumbuh, rentan penyakit dan kematian massal. Hal tersebut dijelaskan oleh Head of Region East Java BroilerX Ir. Djoko Prasetyo dalam Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-30 yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu, (28/10). Pada acara ILC tersebut hadir juga  narasumber penting lainnya, yaitu Technical Support Officer Tekad Mandiri Citra (TMC) drh. Rahmasari Nur Azizah.

“Meningkatnya suhu udara akan berimbas pada fisiologi ayam ras modern. Ayam ras modern sangat peka akan hal ini. Secara performa ayam modern memang sangat tinggi produktivitasnya baik petelur dan pedaging, namun semakin peka akan perubahan lingkungan dan mudah stres akibat perubahan tersebut, termasuk dengan adanya fenomena El Nino ini. Dampak langsung yang bisa diamati adalah kasus heat stress pada ayam, yang apabila tidak ditangani dengan tepat maka membuat banyak ayam mati mendadak. Di wilayah saya saja, ada 3 – 4 kandang yang mengalami kasus heat stress ini. Hal ini terutama terjadi pada kandang open house,” jelas Djoko Prasetyo.

Djoko Prasetyo menandaskan, pada kendang open house (OH), strategi manajemen kandangnya harus benar-benar diperhatikan. Dimana pada kandang OH harus ada sistem ventilasi yang efisien (fan tiup) dan penggunaan sistem pendingin (fogger).

“Kemudian penggunaan tirai yang memantulkan panas, jadi bagian luar berwarna terang sebagai pemantul dan dalam bagian gelap. Pasokan air bersih dan dingin juga menjadi hal yang penting serta dikolaborasikan vitamin C dosis tinggi, vitamin anti heat stress, atau pun SSG (sitrat,soda, gula). Strategi berikutnya adalah penjadwalan ulang waktu pemberian pakan, seperti ketika siang hari ketika suhu sedang panas dan ayam painting maka sebaiknya tempat pakan dikosongi saja. Pun apabila ayam lapar, masih ada pemberian gula atau SSG di air minum, sebagai sumber energi,” tambah Djoko Prasetyo.

Lebih lanjut, Djoko Prasetyo menjelaskan prinsip kandang positive pressure yang diterapkan untuk mengatasi kondisi panas lingkungan pada kandang OH. Dimana dengan kandang positive pressure memungkinkan ventilasi masih mengalir, udara panas bisa keluar kandang, serta mengurangi efek heat stress. Adapun komponen kandang OH dengan prinsip positive pressure yang harus diperhatikan adalah plafond/ceiling, tirai kiri kanan, fan tiup, fogging system (nozzle/sprinkle) serta timer.

“Pemasangan fogger pada kandang OH harus dikombinasikan dengan fan tiup. Dimana fogger akan lebih efisien mendinginkan kandang bila kerjanya dipadukan dengan timer, sehingga secara berkala fogger dapat menurunkan suhu secara terus menerus. Penggunaan fogger mulai usia 21 hari sampai panen. Bila sebelum usia tersebut ayam terlihat panting padahal fan sudah full dinyalakan, maka penggunaan fogger usahakan sangat jarang sekali, misal 1 menit on, dan 10 menit off. Kemudian fogger hanya dijalankan pada siang hari,” ujarnya menambahkan.

Lebih jauh Djoko Prasetyo memaparkan, kandang yang menggunakan fogger akan lebih dingin dari pada kandang yang hanya menggunakan fan saja. Namun apabila, sudah menggunakan fogger tapi ayam masih panting, maka peternak harus memuasakan ayam, misal pada siang hari di jam 11:00–16:00. Puasa akan memperlambat laju metabolisme, sehingga dapat mengurangi panas yang dihasilkan tubuh ayam. Selain itu, peternak juga dapat memberikan intermittent lighting yang dapat membantu ayam mengurangi stres dan memperbaiki FCR. “Walaupun tidak se ideal kandang CH, namun dengan adanya fogger dan fan dapat meningkatkan kenyamanan pada kandang OH. Selain itu kandang positive pressure juga dapat kita naikkan kepadatannya. Kalau kandang OH murni mungkin kepadatan sekitar 7-8 ekor/m2, maka kandang positive pressure dapat kita atur kepadatan di angka 10-12 ekor/ m2, sehingga hal ini dapat menjadi alternatif bagi peternak,” tegas Djoko Prasetyo. AP

Siaran ulang Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-30 ini dapat disimak kembali secara lengkap di tautan berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=QoB0ccFm8j8

Simak pula Indonesia Livestock Club (ILC) edisi ke-29 yang membahas ‘Manajemen Brooding sebagai Pondasi Sukses Budidaya Ayam Broiler’ di tautan ini: https://www.youtube.com/watch?v=Deef8quISNc