Begini Proses Pencernaan pada Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, atau domba memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak lain. Misalnya, proses pencernaan makanan pada sapi sebagai ternak ruminansia memiliki beberapa tahapan, yakni pencernaan secara mekanis, pencernaan pada rumen, retikulum, omasum, usus halus, dan usus besar.

Berikut adalah penjelasan mengenai proses pencernaan pada hewan ruminansia: pencernaan secara mekanis, pencernaan secara mekanis dilakukan di dalam mulut. Makanan yang sudah dikunyah di dalam mulut, setelah istirahat, akan dikeluarkan kembali, dan dikunyah lebih halus. Proses pencernaan ini dibantu oleh air liur atau saliva untuk membuat proses pengunyahan lebih mudah.

Selain itu, air liur juga membantu menetralkan asam dari pakan ternak saat masuk ke dalam rumen. Selanjutnya adalag pencernaan pada rumen rumen, yakni perut besar, dan merupakan bagian lambung paling besar dalam pencernaan hewan ruminansia. Fungsi rumen adalah sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA, dan tempat pencampuran makanan.

Rumen sapi memiliki jenis bakteri yang berbeda dengan jumlah yang sangat banyak. Selain itu, terdapat beberapa tipe protozoa yang membantu memanfaatkan serat dari bahan pakan dan sumber nitrogen non protein.

Pencernaan berikutnya adalah pada retikulum Retikulum, adalah organ pencernaan hewan ruminansia yang bagian dalamnya mirip dengan jala sehingga disebut juga perut jala. Fungsi retikulum adalah sebagai tempat fermentasi pakan oleh mikroorganisme. Hasil fermentasi dari retikulum adalah VFA, amonia, dan air.

Setelah itu dilanjutkan dengan pencernaan pada omasum Omasum, adalah lambung ketiga yang dimiliki ternak ruminansia. Disebut sebagai perut buku, omasum memiliki lipatan-lipatan seperti buku. Proses pencernaan pada omasum masih termasuk fermentasi mikroorganisme. Selain itu, omasum juga berfungsi mengatur arus ingesta ke abomasum dan menyaring partikel yang besar.

Selanjutnya, pencernaan pada abomasum, yang terbagi menjadi tiga, yakni florika (sekresi mukus), fundika (sekresi pepsinogen, renin, dan mukus), serta kardia (sekresi mukus). Abomasum adalah tempat permulaan pencernaan protein dan pengatur arus digesta ke duodenum.

Pencernaan pada usus halus Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Bakteri dari lambung tidak bisa hidup di duodenum karena kondisi asam dalam duodenum. Dalam tahap pencernaan ini, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim dari dinding usus sehingga partikelnya lebih halus. Adapun pencernaan pada usus besar, pada sisa-sisa dari proses pencernaan sebelumnya akan didorong ke usus besar. Sisa pencernaan tersebut masih memiliki mineral dan air yang akan diserap di usus besar. Seluruh zat yang diserap akan didistribusikan ke seluruh tubuh, sedangkan sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui rektum. (ap/kcm/disnaklebak)