Agropustaka.id, Kabar. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai lembaga pendidikan unggulan bidang peternakan di Indonesia telah banyak menjalankan program pelatihan salah satunya tentang manajemen usaha peternakan bagi peternak rakyat di Indonesia. Program pelatihan ini bekerjasama dengan Red Meat Cattle and Partnership yang sudah memasuki gelombang ke-4.
Indonesia Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan Australia sebagai tanggapan atas tren peningkatan permintaan daging dalam negeri di Indonesia, penurunan produksi dalam negeri, berkurangnya ketersediaan impor, dan harga yang tinggi dari negara pengekspor. Melalui partnership Indonesia dan Australia berusaha untuk meningkatkan rantai pasokan sektor daging merah dan sapi di Indonesia serta untuk mempromosikan perdagangan yang stabil dan lingkungan investasi antara Indonesia dan Australia.
Program pelatihan difokuskan untuk peningkatan kapasitas (capacity building) peternak dengan aspek teknis dan finansial terkait pengelolaan usaha peternakan dengan tujuan supaya mereka dapat menjalankan produksi ternak secara komersial dan berorientasi pada keuntungan. Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan aspek komersial operasional usaha peternakan sapi melalui praktik manajemen yang baik yang mengarah pada usaha yang lebih menguntungkan.
Materi pelatihan mencakup: sistem produksi ternak (sistem pembibitan dan penggemukan, tinjauan model kemitraan, dan lain-lain. Indikator kinerja utama untuk produktivitas sapi (pencatatan, pemberian pakan, kesehatan ternak, limbah ternak, reproduksi ternak dan produktivitas ternak) dan manajemen bisnis (pengembangan organisasi dan jaringan, rencana dan analisis bisnis, pemasaran), dan pengenalan smart farming dan pengembangan pola pikir kewirausahaan dalam bisnis peternakan.
Pelatihan berlangsung pada tanggal 12 hingga 19 Desember 2022 secara luring (luar jaringan) di Yogyakarta dengan menggunakan metode pembelajaran interaktif termasuk pemaparan dari para narasumber, diskusi kelompok kecil, praktik, studi kasus, serta tugas individu. Penggunaan perangkat pendekatan pembelajaran partisipatif yang digunakan yaitu buku pegangan/workbook bagi peserta dan penyampaian materi secara langsung.
Pelatihan diikuti sebanyak 30 orang yang terdiri dari pelaku usaha peternakan. Adapun fasilitator yang akan menyampaikan materi berasal dari berbagai kalangan baik dosen, praktisi, dan lembaga keuangan yang kompeten di bidangnya.
“Pelatihan ini merupakan Kerjasama antara UGM dengan ASG yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi atau kapasitas peternak komersial,” kata Ir. Panjono S.Pt., M.P., Ph.D. IPM., ASEAN Eng. selaku koordinator program pelatihan.
“Semoga bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sekaligus sebagai ajang refleksi saling bertukar pikiran antar peserta dengan para fasilitator, dan salah satu tujuan lainnya yaitu jejaring dapat terbangun setelah pelatihan selesai. Terima kasih banyak atas partisipasi Bapak Ibu dan juga panitia pelatihan untuk pelatihan ini,” ujar Irfani selaku Team Leader ASG-RMCP (Australia Supporting Group-Red Meat Catlle and Partnership).
”Yang dibutuhkan bangsa kita adalah para pengusaha, entrepreneur, wirausahawan yang tidak tergantung pada orang lain. Karena karakternya adalah karakter pengusaha dan ini ada dalam diri Bapak Ibu sekalian. Kita sangat bangga dengan kehadiran bapak ibu peserta sekalian,” tutur Prof. Ir. Yuny Erwanto, SPt., M.P., Ph.D., IPM. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Peternakan UGM.
Diharapkan, dengan adanya pelatihan tersebut dapat menjadikan para peternak mampu berkembang dalam menjalankan usaha ternaknya. Sehingga mampu menjawab permasalahan mengenai peternakan di Indonesia. ap (ugm)