Mayoritas wilayah pedesaan yang kegiatan utamanya berbasis pada sektor pertanian cenderung belum berkembang dan relatif terbelakang di banding wilayah dengan kegiatan ekonomi baru. Hal tersebut disebabkan oleh lahan garapan yang menyempit dan berkurangnya angkatan kerja usia muda yang bersedia bekerja di sektor pertanian, yang mana kondisi tersebut dapat berpotensi memunculkan ketimpangan sosial antar wilayah.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Pemberdayaan Masyarakat (PKM-PM) UGM Gembala Gunung melihat bahwa kelompok pemuda sebagai aktor penting yang perlu untuk dilibatkan dan diberdayakan dalam program pemberdayaan agar dapat memberikan kontribusi yang positif bagi diri, keluarga dan lingkungannya. Hal itu setidaknya terlihat dari kondisi di masyarakat di Dusun Buyutan, Desa Ngalang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dengan kultur beternak yang sudah membudaya di masyarakat.
Tim PKM PM UGM terdiri dari Dwi Joko Purnomo Aji (Fak. Peternakan 2019), Ilyas Kiki Handaka(Fak. Peternakan 2019), Muhamad Rio Rafif (Fak. Peternakan 2019), Miyarsih (Fak. Ilmu Budaya 2018), Musdalifah Oktiani F. (Fak. Pertanian 2018).
Dengan melihat potensi alam yang tersedia di wilayah tersebut yakni tersedianya sumber air, lahan wilayah kosong yang kurang dimanfaatkan secara optimal, menjadi alasan kuat tim PKM-PM UGM tersebut mengusung program pemberdayaan kelompok pemuda melalui beternak dengan tema ‘Gembala Gunung: Pengembangan Peternakan Domba Secara Ekstensif pada Kelompok Pemuda’.
Rangkaian kegiatan dalam program tersebut di antaranya adanya sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan terkait penanaman lahan hijauan, teknik handling, teknik recording, kesehatan ternak, reproduksi, breeding, pembuatan ransum dan suplemen pakan, dan penanaman lahan pastura, serta adanya training di farm yang dilaksanakan secara baik secara tatap muka langsung maupun dalam jaringan (daring) -dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan seperti penyuluhan teknik handling, recording, dan kesehatan ternak, hijauan pakan serta adanya workshop dengan tema manajemen bisnis peternakan dilaksanakan secara online. Untuk kegiatan secara tatap muka langsung (luar jaringan), yakni berupa pelatihan pembuatan suplemen pakan, training di farm peternakan, dan penanaman lahan pastura di lahan kosong.
“Program dimulai dari bulan Juni sampai September 2021 dengan kegiatan dilaksanakan secara online serta offline, tentunya sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Kegiatan online seperti penyuluhan dengan tema seperti handling ternak, recording ternak, kesehatan ternak, hijauan pakan serta ada workshop dengan tema manajemen bisnis peternakan yang dilaksanakan secara online. Untuk kegiatan secara offline seperti magang di farm peternakan, penanaman lahan pastura di lahan kosong,” kata Dwi Joko Purnomo Aji selaku ketua Tim Gembala Gunung.
Joko menambahkan bahwa penyuluhan dilakukan dengan menggunakan video yang telah dibuat, dan kemudian dibagikan melalui Whatsapp grup sebagai bahan diskusi interaktif antara tim dan pemuda desa. Kemudian untuk kegiatan luring yakni penanaman lahan pastura di lahan kosong, yang dilanjutkan dengan magang dilakukan selama sehari penuh, dilaksanakan pada 24 Agustus 2021 dengan mengunjungi farm berskala industri yakni Merapi Farm di daerah Turi, Sleman, Yogyakarta. Lokasi luring berikutnya yakni di Bengkel Ternak yang berada di daerah Umbulharjo. Kegiatan luring bertujuan memahami manajemen pemeliharaan ternaknya, yakni dalam hal pakannya, serta tata kelola bisnis peternakannya.
Adanya program Gembala Gunung tersebut diharapkan dapat terus berjalan secara berkelanjutan meskipun pelaksanaan PKM PM UGM sudah berakhir. Maka dari itu, tim Gembala Gunung juga menghasilkan luaran berupa pembuatan buku panduan dan video dokumenter agar nantinya dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat mitra. Ilyas Kiki selaku anggota Tim PKM-PM UGM mengatakan, “kegiatan PKM PM UGM ini bukan sekadar penyuluhan dan action singkat saja, tetapi bagaimana keberlanjutan dari program ini dapat terus ada dengan adanya luaran berupa video penyuluhan, buku pedoman serta panduan beternak yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat terutama pemuda desa sebagai bukti bahwa keberlanjutan setelah PKM ini tetap ada, dan semoga dapat memotivasi dan memberikan pengalaman melalui kegiatan ini untuk pemuda ikut andil dalam pembangunan peternakan di wilayah mereka.”
Hasil dari adanya program Gembala Gunung tersebut adalah adanya peningkatan minat, pengetahuan dan keterampilan pemuda dalam beternak, khususnya secara ekstensif. Doni, selaku ketua Kelompok Pemuda Dusun Buyutan menyampaikan rasa terima kasih kepada tim PKM PM UGM yang sudah melaksanakan program pengabdian Gembala Gunung. “Saya berterima kasih kepada teman-teman mahasiswa UGM yang telah membantu kami dengan berbagai program terkait peternakan. Saya jadi lebih tahu cara merawat, memberi pakan, memulai usaha farm, dan semoga kami menjadi lebih sadar dan lebih baik lagi kedepannya,” kata Doni.
Dosen pembina Program Kreativitas Mahasiswa Gembala Gunung, Dr. Muhsin Al Anas menyampaikan bahwa transfer pengetahuan dan teknologi menjadi penting untuk meningkatkan keterampilan peternak, terlebih pemuda yang sudah sadar akan teknologi. Sebagian besar peternakan di Indonesia masih dijalankan secara tradisional dan belum efisien. Oleh sebab itu, program Gembala Gunung dirasa menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan dan semangat pemuda dalam mengembangkan peternakan dengan sistem yang lebih efisien dan menguntungkan. AP/UGM