Agropustaka.id, Kabar. Produk aplikasi smart farming bernama BroilerX resmi diluncurkan pada Puncak Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan, 26 Agustus 2021 dalam ajang Indonesia Livestock Club (ILC) melalui sebuah aplikasi daring. Aplikasi tersebut merupakan hasil riset di lingkup Fakultas Peternakan UGM, untuk menciptakan sebuah sistem pendeteksi performa kandang ayam, sehingga memudahkan peternak memantau ayam broiler melalui sebuah aplikasi yang diinstal di android ataupun komputer.
Tampak hadir dalam acara tersebut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian RI Dr. Nasrullah, M.Sc, Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU., ASEAN Eng, dan Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng. Dalam ILC bertajuk “Unggas Merdeka dengan Big Data’ yang diikuti oleh tidak kurang dari 230 peserta dari berbagai daerah di Indonesia tersebut, berlangsung pula diskusi dengan narasumber utama Founder sekaligus Direktur Utama BroilerX Jati Pikukuh, A.Md., S.Kom. dan Direktur utama Tropic Darmawan, S.P.
Bigdata adalah kumpulan data yang sangat besar yang berisi fakta yang digunakan. Sebelum mengenal Big Data dalam industri perunggasan, terlebih dahulu adalah mengenali Supply Chain Industri Ayam dan Telur.
Jati Pikukuh menjelaskan, supply chain secara sederhananya yakni peternak mendapatkan bibit secara impor, kemudian feedmill dengan bahan baku jagung dan akan masuk ke pihak ketiga yang sering disebut broker atau bisa juga melalui perusahan terintegrasi, baru masuk atau diterima ke peternak. Setelah itu DOC akan dipelihara oleh peternak dalam sebuah farm, dan setelah selesai pemeliharaan, ayam akan di panen dan dijual, misalnya ke rumah potong ayam, untuk kemudian produk karkas ayam dijual ke konsumen.
Ia memaparkan awal perintisan aplikasi ini yakni menjalankan ide inovasi kurang lebih sudah berjalan 2 tahun. BroilerX hadir dengan pendekatan awal yakni dengan aplikasi budi daya yang juga terintegrasikan dengan Ambient Sensor. Target utama dari produk aplikasi tersebut bukan sekadar peternakan skala besar modern saja, tetapi juga seluruh peternak terutama peternak rakyat mandiri yang memerlukan bantuan teknologi maupun digunakan dalam menunjang kegiatan riset ilmiah.
“Peternak dapat memantau kondisi lingkungan kandang budi daya mereka meliputi suhu, kelembaban, ammonia, dan CO2 secara real time, dan juga mendapatkan insight dengan dapat memantau perkembangan ayam mereka mulai dari ADG, FCR, IP, dan juga HPP dari waktu ke waktu,” kata Jati.
Ia berharap ke depan produk aplikasi tersebut dapat semakin mendekatkan peternak terhadap akses sapronak ataupun permodalan secara lebih demokratis dan terbuka. “Inovasi yang dihadirkan BroilerX tidak berhenti sampai disini saja. Ke depan kami juga bersama dengan Fakultas Peternakan UGM akan mengembangkan sensor kecepatan angin dan timbangan ayam yang juga terintegrasi dengan IoT,” kata Jati Pikukuh. AP