agropustaka.id, kabar. Bisnis ternak domba dan kambing menjadi daya tarik tersendiri, apalagi di bidang ruminansia kecil tersebut memiliki sejumlah peluang untuk dikembangkan lebih lanjut, yakni dapat meningkatkan kesejahteraan, selera kuliner ke olahan kambing domba yang kian populer, terjadinya peningkatan kesadaran beragama berbanding lurus dengan permintaan kebutuhan kambing domba untuk aqiqah, serta meningkatnya jumlah shohibul kurban setiap idul Adha.
Peluang berbisnis domba dan kambing di masa pandemi tersebut disampaikan oleh Vita Krisnadewi, S.Pt., M.Sc, Chief Executive Officer (CEO) Sinatria Farm dalam Webinar Online Nasional (Web Onas) yang bertemakan ‘Dampak Pandemi Covid19 bagi Agribisnis Peternakan’ pada Senin, 18 Januari 2021. Acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) dan Indonesia Livestock Alliance (ILA) tersebut dilaksanakan melalui sebuah aplikasi dalam jaringan (daring), diikuti oleh tidak kurang dari 400 peserta.
Vita juga memaparkan tentang tantangan yang harus dihadapi dalam berbisnis ternak kambing dan domba, antara lain meningkatnya bisnis penggemukan domba kambing yang tidak diimbangi pembibitan, pelaku breeding adalah peternak tradisional dengan usia di atas 50 tahun, yang banyak yang tidak memiliki penerus, dan maraknya penyembelihan betina produktif.
Berbagai tantangan dan kegagalan dalam menjalankan peternakan domba atau kambing dijadikan Vita sebagai pemicu untuk menjadi pelaku usaha yang lebih baik. “Pengalaman adalah guru terbaik,” tandasnya sembari menambahkan, upaya untuk menjadi lebih baik itu diwujudkan dalam langkah nyata berupa perencanaan keuangan yang baru, pembuatan prosedur operasional standar yang baku, serta meningkatkan kompetensi diri dan karyawan.
Optimisme Vita meningkat, terlebih setelah menapaki masa pandemi yang ternyata peluang di peternakan domba dan kambing tetap bertahan, bahkan makin menggairahkan. Hal itu bisa dilihat dari serapan kuliner berbahan domba kambing yang kini telah berubah ke arah kemasan beku lengkap dengan bumbunya. Demikian juga di bidang sarana produksi ternak pun meningkat karena kini bermunculan peternak baru yang tentu membutuhkan berbagai sapronak dalam menjalankan usahanya.
Tidak hanya itu, bahkan limbah atau kotoran ternaknya pun memiliki pasar tersendiri. “Work from home (WFH) memunculkan kebiasaan baru, yakni berkebun, permintaan pupuk dan media tanam meningkat,” kata Vita. Alhasil, kotoran atau limbah domba dan kambing pun memiliki pasar tersendiri sebagai bahan pupuk. AP