Agropustaka.id, Kabar. Saat ini sebagian besar pakan yang diberikan kepada ternak ruminansia berasal dari limbah pertanian dengan kualitas rendah karena tinggi serat dengan protein yang rendah.
Apalagi di negara tropis seperti Indonesia, menyebabkan kandungan serat dalam hijauan pakan ternak menjadi tinggi, sehingga sulit dicerna oleh ternak. Kondisi ini tentu menyebabkan kebutuhan nutrien tidak terpenuhi sehingga produktivitas ternak kurang optimal.
Bertolak dari hal itu, tim mahasiswa UGM melakukan sebuah inovasi berupa pembuatan suplemen Pakan Rumen Undegradable Nutrient (RUN). Yang dimaksud dengan RUN yakni suplemen pakan ternak ruminansia yang dikembangkan menggunakan teknologi proteksi, sehingga tidak didegradasi atau dicerna oleh mikroba rumen.
Nutrien atau bahan yang digunakan sebagai penyusun RUN adalah lemak yang berasal dari Crude Palm Oil dan asam amino (arginin, metionin, dan lisin).
Inovasi yang diinisiasi oleh tim Mahasiswa UGM yang terdiri dari Muhammad Evan Magistrama, Rizqi Rahadian Pramana, Jason Saut Hamonangan Siregar, dan Almas Aufar Zhafran Romala Nabila tersebut kemudian diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselnggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaam, Riset, dan Inovasi tahun 2021.
Ketua Tim Peneliti, Muhammad Evan Magistrama di Yogyakarta (14/9) menyampaikan bahwa penggunaan asam lemak dari CPO dapat menjadi sumber energi dalam rubuh ternak. Hal ini juga didukung dengan keberadaan asam amino.
Arginin merupakan asam amino yang potensial dalam metabolisme kreatin untuk pembentukan otot. Selain itu, metionin dan lisin berperan penting dalam metabolism energi untuk mendukung produktivitas ternak.
“Analisis ekonomi yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi RUN dapat meningkatkan keuntungan 50% lebih besar dibandingkan perlakuan kontrol. Hal ini didapatkan karena terjadi peningkatan efisiensi dari budidaya domba yang dilakukan yakni PBBH yang signifikan dengan konversi pakan yang rendah,” jelas Evan yang merupakan Mahasiswa Fakultas Peternakan UGM.
Ia menambahkan, apabila domba yang dipelihara berjumlah 100 ekor, penggunaan RUN dalam waktu 21 hari mampu meningkatkan keuntungan yang lebih besar yakni 6-7 juta dibandingkan tanpa penambahan RUN.
Hal ini didapatkan karena terjadi peningkatan efisiensi dari budidaya domba yang dilakukan yakni PBBH yang signifikan dengan konversi pakan yang rendah,” jelas Evan yang merupakan Mahasiswa Fakultas Peternakan UGM.
Ia menambahkan, apabila domba yang dipelihara berjumlah 100 ekor, penggunaan RUN dalam waktu 21 hari mampu meningkatkan keuntungan yang lebih besar yakni 6-7 juta dibandingkan tanpa penambahan RUN. AP/UGM