Peran Penting Dedak sebagai Bahan Baku Pakan

Agropustaka.id, Kabar. Dedak merupakan hasil samping penggilingan padi menjadi beras, selain menir dan bekatul. Dedak yang terdiri dari lapisan luar butiran beras serta sejumlah lembaga, mempunyai sifat pencahar, tidak mengandung anti nutrisi dan kaya thiamin dan niasin. Pemanfaatan komoditas ini sebagai bahan pakan ataupun pakan ternak sudah umum dilakukan, baik untuk ternak unggas maupun ternak ruminansia.

“Pemakaian dedak padi sekitar 25% dari campuran konsentrat, atau setara 10% – 15% dalam ramsum unggas,” kata Anggota Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) Dr Mursyid Ma’sum dalam sebuah seminar online tentang pakan, yang diselenggarakan oleh AINI melalui sebuah aplikasi dalam jaringan (daring) pada 18 Juni 2020 lalu. Selain Mursyid, seminar yang rutin digelar tersebut menghadirkan pula Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof Dr Luki Abdullah, dan Direktur PT Agriniaga Indonesia Ismunandar -dengan moderator seminar Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof. Dr. Ali Agus.

Mursyid menjelaskan, sebagai bahan pakan, dedak merupakan sumber energi dan protein, dan menurut National Research Council (1994) dedak padi mengandung energi metabolis sebesar 2.980 kkal/kg, protein kasar 12,9%, lemak 13%, serat kasar 11,4%, kalsium 0,07%, fosfor tersedia 0,22%, Magnesium 0,95%, dan kadar air 9%.

Proporsi dedak dalam formula pakan pabrikan rata-rata adalah sebesar 15%. “Dengan perkiraan produksi pakan nasional tahun ini sebesar 20 juta ton, maka kebutuhan dedak mencapai 3,0 juta ton. Artinya, jumlah kebutuhan tersebut masih di bawah potensi stok dedak yang ada,” kata Mursyid.

Namun tambahnya, jumlah perkiraan produksi dedak tersebut tidak semuanya bisa diakses oleh industri pakan, karena terdapat pengguna lain, seperti peternak ruminansia dan sebagai komoditas ekspor. Oleh karena itu, dalam realitasnya beberapa industri pakan masih mensubstitusi kebutuhan dedaknya dengan polard atau dedak gandum. AP