Potensi Tersembunyi Lamtoro untuk Pakan Ruminansia

Agropustaka.id, Kabar. Menjadi alternatif penting sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia, daun-daun dari pohon yang termasuk dalam jenis perdu tersebut memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Sayangnya, Lamtoro sebagai pakan hijauan yang berkualitas belum dimanfaatkan secara optimal dan belum banyak dikomersilkan.

Tidak hanya sebagai bahan pakan sapi atau jenis ternak ruminanisa lainnya, salah satu jenis tanaman polong-polongan tersebut termasuk pohon serbaguna yang paling banyak ditanam dalam pola tanam campuran.

Sejak lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, tanaman untuk penghijauan, dapat digunakan sebagai rambatan hidup untuk tanaman lain seperti tanaman lada, vanilli, markisa. Daun-daun dan ranting muda lamtoro dapat menjadi pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia.

Dalam seminar online yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) bertajuk “Pengelolaan dan Optimalisasi Pemakaiam Lamtoro pada Sapi pada 6 Agustus 2020 lalu melalui aplikasi daring, potensi tersembunyi tanaman lamtoro diungkap oleh para narasumber penting, yakni Dr Tanda Panjaitan (peneliti BPTP Balitbangtan NTB), Prof Dr. Dahlanuddin (Guru Besar Universitas Mataram, Lombok), dan Prof Max Shelton (Guru Besar Universitas Queensland, Australia). Diskusi dipandu oleh Triastuti Andajani, M.Si (Program Manager IP2FC ISPI).

Sejumlah keunggulan tersembunyi lamtoro yakni protein kasar daunnya 25-34%, protein kasar biji/polong sekitar 31%, produksi benih 300 kg/ha, produksi hijauan segar 30-45%, dan dapat tumbuh pada tanah kurang subur/lahan kering. Dengan kecernaan 60-70%, rekomendasi pemberian lamtoro pada sapi dan kambing adalah sebanyak 20-30% lamtoro, dan selebihnya diberikan campuran rumput. AP