Program WBA Fapet UGM, Strategi Menyiapkan SDM Unggul Industri Perunggasan

Agropustaka.id, Kabar. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang kini mencapai 269,6 juta jiwa memberikan tantangan dalam penyediaan bahan pangan sumber protein hewani. Pemenuhan kebutuhan pangan asal ternak paling banyak didapat dari produk industri perunggasan. Hal tersebut dikarenakan produk perunggasan memiliki harga yang relatif terjangkau dan mudah didapatkan.

Total 50-60 juta ekor ayam pedaging dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi penduduk Indonesia setiap minggu. Jumlah tersebut dapat dipenuhi secara mandiri. Namun, tantangan saat ini adalah menjalankan industri perunggasan secara efisien sehingga dapat bersaing dengan produsen dari negara asing dalam pasar global. Teknologi closed house menjadi salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dalam budidaya ayam pedaging. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci dalam menjalankan teknologi closed house.

Mengantisipasi hal itu, Fakultas Peternakan UGM berinisiatif menyelenggarakan Program Work-Based Academy (WBA) dengan tema Manajemen Closed House Broiler, dengan menjalin kerjasama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia untuk menyiapkan SDM terampil dalam mengelola industri perunggasan. Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pemahaman terutama dalam menjalankan closed house serta business process industri perunggasan.

Menurut penjelasan koordinator Program WBA batch #1 yang juga Staf Pengajar Fakultas Peternakan UGM Muhsin Al Anas, kegiatan tersebut diikuti oleh 18 fresh graduate program studi peternakan yang berasal dari 7 perguruan tinggi di Indonesia. Para peserta mengikuti program WBA selama enam bulan yang dimulai dari Februari 2020 hingga berakhir pada Juli 2020. Kompetensi yang didapatkan peserta program meliputi penggunaan closed house, MEE (mekanikal, elektrikal dan energi), sistem kemitraan peternakan broiler, nutrisi dan menejemen pemberian pakan broiler, serta kesejahteraan dan kesehatan broiler.

Penutupan program WBA batch #1 telah dilangsungkan pada Senin, 10 Agustus 2020 lalu, melalui sebuah aplikasi daring, dan dihadiri oleh Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk., Dr (H.C) Thomas Effendy dan Dekan Fakutlas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA., IPU. ASEAN. Eng.

Ali Agus menjelaskan bahwa program WBA memberikan keterampilan lulusan baru sarjana peternakan dalam industri perunggasan, terutama pemeliharaan broiler menggunakan teknologi closed house. Negara tropis seperti Indonesia dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres sehingga produktivitas menjadi rendah. Adanya closed house membuat lingkungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak sehingga produktivitas ternak akan lebih baik, namun sayangnya masih sedikit SDM terampil untuk mengelola teknologi tersebut.

Program WBA Batch #1 hasil kerjasama antara Fakultas Peternakan UGM dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. tersebut menjadi inovasi luar biasa dalam membangun SDM unggul untuk industri perunggasan. Tantangan saat ini adalah menghasilkan peternakan ayam broiler yang efisien sehingga mampu bersaing dengan negara seperti Brazil. Industri peternakan di Brazil sudah sangat efisien, sehingga pangsa pasar mereka paling besar di dunia.

“Apabila kita tidak memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, tentu kita tidak akan mampu bersaing. Oleh sebab itu SDM menjadi kunci utama,” kata Thomas Effendy. Pada kesempatan yang sama, M. Tanifal, Aryo Pujo Sakti, dan M. Yasser Maula yang menjadi peserta progam WBA Batch #1 menyampaikan berbagai aktifitas yang dilakukan selama magang yang berlangsung selama 6 bulan itu.

Mereka menjelaskan keterampilan yang didapatkan selama magang, tidak hanya manajemen pemeliharaan ayam dan pemanfaatan teknologi closed house akan tetapi mengelola perorangan yang terlibat dalam pemeliharaan ayam. Selain itu, masing-masing peserta juga mengembangkan solusi dari permasalahan yang terdapat di lapangan melalui mini-project.

General Manager Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk., Ir. M. Syafri Afriansyah menambahkan bahwa melalui mini-project yang dijalankan, masing-masing peserta dapat meningkatkan keterampilan Complex Problem Solving yang menjadi kebutuhan keterampilan saat ini dan harus dimiliki oleh SDM industri perunggasan. Selain itu, mini-project yang dihasilkan dapat memberikan masukan dalam peningkatan manajemen perusahaan. Program WBA akan dilanjutkan secara berkala sebagai sarana dalam memberikan keterampilan lulusan program studi peternakan. AP