Agropustaka.id, Kabar. Kendati telah bertransformasi menjadi industri yang berkembang pesat dan terintegrasi dari hulu hingga hilir, nyatanya persoalan dalam industri perunggasan belum juga menemukan solusi jawaban. Terlebih pada usaha ayam ras pedaging (broiler), yang acap kali mengalami gejolak harga penjualan livebird yang tidak karuan. Akurasi data pun selalu menjadi pertanyaan dan titik keraguan banyak pihak.
“Data ini menjadi hal yang fundamental. Kalau datanya saja salah, apa pun kebijakannya akan keliru. Dan selama ini yang membuat prognosa konsumsi protein termasuk perunggasan adalah BPS, yang secara keilmuan perunggasan saya meragukannya. Sehingga selama 4 tahun terakhir kejadian seperti ini terus berulang. Dimana setiap tahunnya kita mempunyai kelebihan tidak kurang dari 400 ribu ton karkas.
Bahkan prognosa untuk tahun 2023 ada kelebihan 565 ribu ton karkas. Ini tidak main-main. Lantas mau ditaruh dimana? ARPHUIN pun tidak bisa menampung kalau terus-terus terjadi,” tegas Achmad Dawami selaku Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) dalam Munas I Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), di Bogor, Kamis (2/3). Dalam munas tersebut, terpilih sebagai ketua umum untuk periode 2022-2026 adalah Theresia Agustina. Theresia terpilih untuk melanjutkan tugas dari kepemimpinan sebelumnya dengan memperkuat posisi Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di tengah masyarakat dan industri peternakan unggas.
Menurut Dawami, selain prognosa dalam mewujudkan akurasi data diperlukan dukungan data yang valid dan akurat untuk menggambarkan realita di lapangan. Hal ini harus menyeluruh, mulai dari hulu seperti data bibit, hingga di hilir berupa data karkas. Untuk itu disinilah ARPHUIN mempunyai peran penting dalam memberikan data yang akurat terkait pemotongan dan stok karkas di lapangan, sehingga kondisi seperti saat ini bisa menemukan solusi.
“Kembali ke prognosa, apabila prognosa hanya bersifat kalkulasi, ya akan percuma. Harusnya kita berpikir, bagaimana kita mencapai target prognosa tersebut. Bisa melalui kampanye gizi. Atau bisa juga dengan apa yang telah dilakukan ARPHUIN dengan mendekatkan produk sedekat mungkin dengan konsumen. Bagaimana memproduksi karkas dengan harga yang realistis dengan konsumen, supaya konsumsinya naik. Karena itu juga merupakan tujuan utama bagi pemerintah, dimana memproduksi protein terjangkau untuk kecerdasan dan ketahanan tubuh bangsa Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dawami menyebutkan bahwa saat ini penting bagi seluruh pelaku usaha perunggasan untuk memotong jalur distribusi penjualan, sependek dan sedekat mungkin dengan konsumen. Itu akan membuat harga lebih realistis dan konsumsi masyarakat pun meningkat. Kalau jalur distribusi terlalu panjang, maka disparitas harganya akan tinggi. Ketika harga LB dikandang hanya Rp15.000,00/kg, tapi harga karkas di konsumen mencapai Rp30.000,00/kg. Inilah mengapa hilirisasi penting dari segi bisnis.
“Kemudian dari segi kualitas, makin pendek jalur distribusi ke konsumen maka kualitas karkas akan makin bagus. Kita makan ayam yang penting proteinnya, kalau ayam diproses dengan cara-cara yang tidak higienis dan ASUH maka yang akan kita makan adalah bakteri. Itulah idealisme yang harus ARPHUIN punya. Disini ARPHUIN punya nilai, jangan hanya keuntungan yang dikejar. Inilah yang perlu ditanamkan ke semua perusahaan yang ada di ARPHUIN. Harus berani mencari jalur distribusi sedekat mungkin dengan konsumen. Untuk itu penguatan segi hulu hilir perunggasan ini penting,” ucap Dawami.
Hal ini diamini oleh Syamsul Maarif selaku Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet). Masih dalam acara yang sama dirinya menyampaikan bahwa saat ini tidak semua laporan data pemotongan unggas dan stok karkas terdata/terlaporkan dengan baik, meski telah dibangun aplikasi untuk pelaporan melalui ISIKHNAS. Menurutnya saat ini yang rutin melaporkan adalah RPHU/CS yang dimiliki oleh Pembibit GPS ayam ras pedaging sejak tahun 2021. Data pemotongan dan stok karkas sangat diperlukan dalam pengambilan kebijakan supply demand untuk perhitungan penyediaan produksi ayam ras pedaging, sehingga diperlukan dukungan data yang valid dan akurat untuk menggambarkan realita di lapangan.
“Kami dari pemerintah juga berharap ARPHUIN dapat membantu dalam hal data yang ada bisa lebih baik dan akurat lagi, sehingga dengan diketahuinya jumlah produksi karkas di semua RPHU maka bisa diselaraskan dengan izin DOC yang dikeluarkan. Dan nantinya ARPHUIN ini bisa diselaraskan dengan GPPU dan Pinsar. Dengan kolaborasi dan data yang kuat ini, maka kita bisa membendung produk unggas impor yang bisa memengaruhi stabilitas perunggasan kita. Banyak yang bicara dengan saya kalau kekurangan MDM, dan ingin impor. Tapi saya menolak dan bilang akan siapkan. Disinilah ARPHUIN mempunyai peran penting. Saya sadar betul kalau kita izinkan impor terkait produk unggas, maka nanti akan merembet kemana-mana termasuk juga karkas,” tegasnya. ap
SUSUNAN PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN DAN PERKUMPULAN ASOSIASI RUMAH POTONG HEWAN UNGGAS INDONESIA (ARPHUIN) PERIODE 2022 – 2026
Dewan Pembina : Syamsul Maarif (Dirkesmavet)
Dewan Penasehat : Ferdiansyah Tjoe Gunawan (PT. Charoen Pokphand)
Juniari Sungkono (PT. Ciomas Adisatwa)
Rewin Hanrahan (PT. Malindo Feedmill)
Irfan Cahyana (PT. Sreeya Sewu Indonesia)
Ketua : Theresia Agustina
Wakil Ketua : Sigit Pambudi
Sekretaris : Muslih Al Maarif
Bendahara : Rubiyanti
Koord. MDM : Keenan Pardede
Koord. Hubungan antar Lembaga dan Advokasi: Cecep M Wahyudin
Koord. Teknis : Tony Cjahjadi
Koord. Humas, Media dan Publikasi : Thomas Kristianto, Ferdinand Oroh
Korwil Sumatera : Rahmad
Korwil JawaBar : Renny Lim
Korwil JawaTeng: Chairi Kusuma
Korwil JawaTim : M. Zunaiydi