Agropustaka.id, Kabar. Kekurangan pasokan hijauan di musim kemarau merupakan masalah yang masih dihadapi di beberapa daerah di Indonesia. Kekurangan pasokan hijauan diduga terjadi karena sulitnya mengakses sumber air pada musim kemarau dan manajemen pengelolaan hijauan pakan.
Tandur rumput merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasi oleh alumni fakultas peternakan dari beberapa universitas di Indonesia, memiliki visi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan manfaat ekonomi bagi peternak lokal secara berkelanjutan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Tandur Rumput yaitu menyelenggarakan Webinar Kolaborasi Generasi Muda Tani dengan tema: Peningkatan Kapasitas Peternak dan Usaha Hijauan Pakan Ternak, secara bauran pada Minggu, 27 Februari 2022. Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Peternakan UGM dan Indonesia Livestock Alliance (ILA). Penyelenggaraan webinar ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia.
Agung Triatmojo, selaku Project Leader Tandur rumput, ketika memberikan sambutan dalam acara tersebut mengatakan, kegiatan tersebut merupakan simbol kepedulian generasi muda terhadap ketahanan pangan di Indonesia, khususnya melalui upaya kecukupan hijauan makanan ternak. Di akhir sambutannya, Agung menyampaikan bahwa meskipun masih sedikit kontribusi yang dilakukan saat ini, namun semangat keberanfaatan generasi muda tani harus terus dijaga. Harapan ke depan, terciptanya kolaborasi lain yang dapat mendukung kesejahteraan petani peternak di Indonesia.
Seminar menghadirkan 4 pembicara, yaitu Dosen Fakultas Peternakan UGM Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.,St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta Anjar Asmoko, S.TP dari PT. Swasembada Agri Solusi.

Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam presentasinya yang berjudul Manajemen Penanaman Rumput di Lahan menyampaikan tentang tips mencari tanaman pakan untuk budidaya yaitu memilih rumput yang memiliki biomassa hijauan yang tinggi, mempunyai kandungan nutrient yang unggul, umur tumbuh kembali yang cepat, memperhatikan resitensi tanaman terhadap lingkungan, mengenali anti kualitas tanaman, dan memiliki adaptasi terhadap lingkungan yang baik.
Di sisi lain, persepsi peternak terhadap rumput yang unggul yaitu disukai oleh ternak, mudah dalam penanganan (bulu pada rumput yang tidak banyak), serta produksi tinggi pada lahan yang terbatas (efisiensi lahan). Lebih lanjut, Nafi menyampaikan hasil penelitiannya mengenai rumput Gama Umami. Rumput tersebut berasal dari rumput gajah yang dimuliakan dengan teknik radiasi sinar gama.

Testimoni peternak yang menggunakan rumput Gama Umami sebagai hijauan pakan ternak yaitu mudah ditanam, tidak gatal saat penanganan, hasil lebih banyak, disukai ternak, dan adaptif terhadap lahan kering.
Silase dan Pakan Komplet fermentasi
Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.,St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam presentasinya yang berjudul Silase Hijauan Untuk Ruminansia mengungkapkan bahwa silase bertujuan untuk memperpanjang daya simpan bukan meningkatkan kualitas hijauan pakan. Silase merupakan salah satu upaya peternak dalam mencukupi kebutuhan pakan pada musim kemarau.

Novi menyarankan agar silase diproduksi menggunakan bahan baku hijauan yang berkualitas tinggi. Hijauan dipanen sesaat sebelum tanaman berbunga atau disertai bebijian (buah). Adapun ciri silase yang berhasil yaitu bau dan rasa khas asam (pH < 4,2), berwarna hijau kekuning-kuningan, tekstur daun masih jelas, tidak menggumpal, tidak berjamur, dan tidak berlendir.
Di akhir sesi, Novi menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada pakan fermentasi (silase) dengan pakan komplet fermentasi. Silase bertujuan untuk pengawetan yang berasal dari bahan pakan berkualitas tinggi. Sedangkan proses peningkatan kualitas pakan berarti menigkatkan kualitas pakan yang berasal dari bahan pakan yang rendah. Lalu, pakan komplet fermentasi merupakan kegiatan formulasi pakan yang memiliki tujuan pengawetan dan meningkatkan kualitas pakan yang berasal dari bahan pakan berkualitas tinggi.

Anjar Asmoko, S.TP selaku praktisi di bidang hijauan pakan mengatakan, 3 aspek penting dalam budidaya hijauan pakan yaitu agroklimat dan ekologi tanah (perubahan iklim, konisi tanah/lokasi, dan ketersediaan air), populasi hewan ternak, dan kearifan lokal (keselarasan budaya hijauan dengan nilai-nilai lokal).
Anjar juga menyampaikan bahwa pada umumnya terdapat 3 rantai pasok usaha hijauan pakan ternak. Biasanya penjual rumput menjual langsung kepada peternak. Sebagai penutup, usaha hijauan pakan memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan, analisis perhitungan usaha disampaikan.

Ada 3 (tiga) topik dalam seminar tersebut, yaitu: 1. Manajemen pemeliharaan, panen dan pasca panen hijauan makanan ternak; 2. Mengenal teknologi makanan ternak dan nutrisi makanan ternak, dan 3. Peluang dan analisis usaha hijauan pakan.
Dari webinar acara tersebut, dari hasil rangkuman saran dari peserta, diharapkan kegiatan semacam itu dapat dilakukan secara rutin, serta terdapat tindak lanjut dari kolaborasi akademisi khususnya Fakultas Peternakan UGM dan juga pemerintah terkait permasalahan pemenuhan hijauan pakan di Indonesia. ap