Tingkatkan Produksi Ayam Kampung dengan Persilangan

agropustaka.id, Kabar. Tingginya permintaan dan rendahnya penawaran merupakan permasalahan yang terjadi pada bisnis ayam kampung. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan produksi ayam kampung agar dapat memenuhi permintaan pasar tersebut.

Hal tersebut disampaikan Dosen Fakultas Peternakan UGM Dr. Ir. Sri Sudaryati, MS dalam Seminar Purna Tugas pada Rabu (13/10) di Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta. Menurutnya, ada beberapa perkiraan yang dapat dijadikan patokan dalam meningkatkan produksi ayam kampung. Performa tubuh merupakan faktor pertama yang dapat digunakan untuk memperkirakan produksi ayam kampung.

Pendugaan performa poduksi bobot badan dapat dilakukan melalui warna bulu, panjang shank, lebar dada, panjang badan, dan bentuk jengger. Pentingnya catatan hasil perkawinan ayam untuk mendapatkan calon tetua yang benar-benar unggul juga harus diperhatikan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudaryati, ayam dengan warna bulu putih kurang bagus daripada hitam. Ayam berbulu hitam berbobot lebih berat dan penampilannya lebih tinggi. Ayam berbulu putih memiliki bentuk badan yang lebih kecil.

Biomolekuler juga dapat digunakan untuk menentukan genetik ayam. Kombinasi penampilan tubuh dan hasil penentuan genotip dari biomolekuler dapat digunakan untuk pendugaan hasil produksi bobot badan yang lebih akurat dan lebih cepat.

Sudaryati memaparkan, persilangan antara ayam jantan kampung dan betina ras petelur dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ayam kampung. Persilangan ini kemudian menghasilkan ayam super/joper/kamper/ayam kampus.

Dalam usaha mendapatkan ayam super (sudah persilangan) tersebut harus diingat adanya male line dan female line. Garis keturunan jantan harus memiliki daya hidup yang tinggi, telur besar, dan berat badan bagus karena akan menurunkan sifat-sifat ini pada anaknya.

Sementara itu, garis keturunan betina harus memproduksi telur dengan baik, cangkang telur yang bagus, dan kualitas telur yang bagus.

Garis keturunan jantan dan betina dengan sifat-sifat tersebut akan menghasilkan ayam dengan daya hidup yang tinggi, badan besar, telur besar, produksi telur bagus, dan cangkang telur yang bagus. Ayam ini akan menjadi final stock sehingga tidak boleh dikembangkan.

Peningkatan kualitas pejantan ayam kampung harus dilakukan secara berkesinambungan oleh peternak. Sementara peningkatan kualitas betina petelur sudah pasti dilakukan oleh pembibit ayam petelur. (ap/fpt ugm)