Apresiasi untuk Pembentukan Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Agropustaka.id, Pemikiran. Pemerintah bergerak cepat untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas). Langkah tersebut perlu mendapat apresiasi masyarakat sebagai bentuk pengendalian wabah penyakit yang menyerang hewan ternak.

Merebaknya kasus PMK yang menjangkiti sejumlah hewan ternak sapi belakangan memang sangatlah meresahkan. Apalagi sebentar lagi umat Muslim akan menyelenggarakan hari Raya Idul Adha yang di dalamnya terdapat anjuran untuk berkurban. Maka dari itu Pemerintah langsung membentuk Satgas dalam penanganan PMK tersebut.

Pembentukan Satgas yang cepat itu langsung mendapatkan apresiasi besar dari Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Sumatera Selatan, dr. Jafrizal karena menilai bahwa memang ada upaya sangat serius dari Pemerintah demi bisa segera menangani wabah PMK yang tengah terjadi.

Dia juga menyatakan karena sifat penyebarannya yang begitu cepat, maka memang sangat diperlukan kecepatan penanganan dari Pemerintah, termasuk salah satunya dengan menerjunkan para Satgas yang telah dibentuk. Tentunya dengan keberadaan para Satgas tadi, masyarakat di daerah yang masih sulit untuk mengakses obat-obatan untuk ternak mereka bisa sangat terbantu.

Sementara itu, Letjen TNI Suharyanto selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan bahwa dengan terbentuknya Satgas PMK yang terdiri dari berbagai macam unsur mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI, Polri, Dokter Hewan, Pakar Peternakan serta Asosiasi Obat Hewan mampu untuk terus mengupayakan agar wabah PMK tidak terus merebak.

Pasalnya diketahui bahwa masih belum terdapat pengobatan ataupun antiviral khusus yang benar-benar mujarab untuk menangani PMK ini, namun setidaknya seluruh pihak terus berusaha untuk bisa meningkatkan daya tahan tubuh para ternak dengan memberikan vaksin hewan sebelum mereka terjangkit. Ditambah lagi terdapat terapi alternatif seperti pemanfaatan plasma konvalesen yang akan mampu lebih efisien dilakukan.

Untuk provinsi yang mungkin masih belum teridentifikasi adanya wabah PMK di sana, Kepala BNPB ini mengimbau dengan tegas supaya bisa segera dibentuk pula Satgas Daerah karena memang ternyata penularan pada PMK ini cukup cepat sehingga bisa ditangani terlebih dahulu dengan jauh lebih efektif.

Apresiasi pembentukan Satgas PMK juga diberikan oleh pihak IPB melalui Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Deni Novianto menilai bahwa Pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Kementerian Pertanian telah mengambil langkah dan juga tindakan yang sangat tepat.

Senada dengan apa yang telah dikatakan oleh Kepala BNPB, Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis tersebut mengaku bahwa integrasi dari berbagai bidang sekaligus dalam Satgas memang merupakan hal yang sangat wajib untuk dilakukan. Selain itu, dirinya juga memberikan beberapa rekomendasi lain yang bisa dilaksanakan oleh Pemerintah, khususnya Satgas.

Rekomendasi tersebut antara lain adalah mengenai penerapan biosekuriti, peningkatan imunitas ternak supaya mampu mencegah penularan agar tetap terkendali jika hewan ternak memiliki imunitas bagus, percepatan dalam pengadaan vaksin PMK dan produksi vaksin PMK di Indonesia.

Hal ini bertujuan agar negara kita tidak terlalu bergantung dengan produksi vaksin dari negara lain. Kemudian harus ada pengawasan yang lebih ketat serta pemasukan hewan hidup dan produk hewan dari luar negeri/pengadaan import karena tidak bisa dipungkiri bahwa jika kondisi permintaan daging di pasar besar, maka pemenuhan stok harus tetap tersedia dan dijamin keamanannya.

Anggota Komisi B DPRD Sumut, Ir Tangkas Manimpan Tobing juga memberikan apresiasinya kepada langkah cepat tangga yang dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya penanggulangan wabah PMK ini dengan langsung membentuk tim Satgas. Menurutnya, hal tersebut akan sangat membantu para peternak yang saat ini memang tengah butuh obat dan vaksin untuk menangkal virus PMK yang menjangkiti hewan kesayangan mereka.

Pemerintah RI sangat seirus dalam upaya pemberantasan wabah PMK ini. Bukan hanya sekedar pembentukan Satgas saja yang patut untuk diapresiasi, namun bagaimana upaya untuk bisa terus menemukan obat serta vaksin yang efektif hingga percobaan dengan menggunakan plasma konvalesen juga perlu diacungi jempol. Keberadaan Satgas pun diharapkan dapat mencegah penyebaran PMK di Indonesia.

ap/neraca/edwin harahap, pemerhati kebijakan publik