Agropustaka.id, Pemikiran. Protein hewani memiliki peran utama dalam membentuk kualitas otak dan kesehatan manusia, karena kandungan gizinya yang lengkap yakni adanya zat besi (fe), vitamin B12, berbagai asam amino, kandungan protein tinggi, serta sejumlah vitamin dan mineral yang lengkap. Dan di antara protein hewani yang tersedia di Indonesia, daging dan telur ayam adalah sumber protein hewani yang berkontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan,”produk hasil unggas tersebut memiliki sejumlah kelebihan dibanding sumber protein hewani lainnya, yakni daging dan telur ayam dapat terjangkau di hampir semua kalangan, harga relatif murah, mudah diolah menjadi berbagai hidangan lezat, dan yang tak kalah penting adalah memiliki sumber zat gizi yang lengkap dan mudah diserap oleh tubuh manusia yang mengonsumsinya, kata Chief Operating Officer (COO) dan Co-Founder BroilerX Pramudya Rizki Ruandhito.
Melalui peringatan Hari Gizi Nasional yang diperingati pada 25 Januari 2024, menjadi hal yang tepat untuk memperkuat posisi industri perunggasan dalam kontribusinya sebagai penyedia utama sumber protein hewani masyarakat Indonesia. Pramudya Rizki Ruandhito menandaskan, protein hewani sangat berperan dalam pembentukan kecerdasan, pertumbuhan dan kesehatan manusia, karena sejumlah kelebihan yang dimilikinya: kaya zat gizi baik mineral dan vitamin, kaya protein (terutama adanya asam amino pembentuk massa otot), bioavabilitas zat gizi yang lebih baik, cita rasanya yang enak dan gurih, dan mudah diolah dan dimasak dengan berbagai macam hidangan menarik selera.
Telah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan manfaat protein hewani asal unggas dan manfaatnya bagi kesehatan. Contohnya adalah sebuah hasil riset yang membuktikan bahwa konsumsi telur satu butir sehati pada anak 6-24 bulan mampu menurunkan risiko stunting.
Sebuah meta-analysis juga menunjukkan bahwa mengonsumsi satu butir telur sehari tidak berhubungan dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Hasil riset lain juga menunjukkan bahwa produk daging dan telur bisa menstimulasi pertumbuhan linear bayi dan anak, yakni dalam hal tinggi badannya.
Protein hewani hasil unggas juga sangat bermanfaat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, untuk dapat mewujudkan sumber daya manusia unggul di masa datang. Dengan konsumsi rutin protein hewani, maka masyarakat tidak mudah terkena penyakit karena daya tahan tubuhnya lebih baik, serta status gizi dan kesehatan pun lebih berkualitas. “Demikian juga untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak: dengan konsumsi rutin makanan sumber protein hewani, maka dapat terjamin asupan protein hewaninya, sehingga dapat berkontribusi secara nasional dalam menekan angka kasus stunting (gagal tumbuh) pada anak,” tandas Pramudya Rizki Ruandhito.
Stunting telah menjadi salah satu ancaman bagi bangsa Indonesia dalam upaya menyiapkan generasi muda di era Indonesia emas 2045. Namun tahap penentu pencegahan kasus stunting sesungguhnya adalah pada saat bayi dalam kandungan, sehingga sangat perlu upaya penjaminan konsumsi rutin makanan sumber protein hewani bagi ibu hamil.
Yang paling mengkhawatirkan dari stunting sebetulnya bukan semata-mata anak gagal tumbuh, namun lebih pada perkembangan kecerdasan otak yang terganggu, sehingga tidak bisa berkembang maksimal seperti anak normal lainnya -bahkan kelak hingga ia dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan berbagai upaya pemberantasan stunting, terutama dengan asupan protein hewani secara rutin dan mencukupi. AP