Peternak Milenial Turut Menopang Pangan Indonesia

agropustaka.id, Pemikiran. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah pada berbagai sektor, terlebih lagi dalam sektor pertanian. Kementan juga telah mencanangkan akan mewujudkan indonesia menjadi lumbung pangan dunia, maka dari itu kebijakan pemerintah pun selalu mengupayakan agar hal tersebut terwujud.

Sektor peternakan merupakan sektor yang berkontribusi terhadap proses pembangunan di Indonesia khususnya di pedesaan, sektor peternakan selalu dibutuhkan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia. Seiring berjalannya waktu maka semakin banyak penduduk Indonesia sehingga tuntutan untuk memenuhui kebutuhan pangan juga meningkat. Bahkan pandemi COVID-19 ini membuat masyarakat haus akan kebutuhan protein untuk membentuk antibody pada tubuh suapaya terhindar dari virus tersebut.

Sektor peternakan di Indonesia sepanjang tahun mengalami fluktuasi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 supply & demand daging sapi dan kerbau di Indonesia masih mengalami defisit sebesar 294,62 ribu ton yang disebabkan rendah nya produksi daging sapi dan kerbau sebesar 422,53 ribu ton dibandingkan dengan kebutuhannya sebesar 717,15 ribu ton Sehingga produksi daging sapi dan kebau belum mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Sedangkan nilai konsumsi susu dan produk berbahan susu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai produksi susu sehingga produksi susu juga secara nasional belum bisa memenuhi kebutuhan nasional dan terjadi defisit susu sebesar 3 388,83 ribu ton. Maka perlunya peningkatan produksi daging sapi dan kerbau serta susu agar dapat memenuhi kebutuhan pangan indonesia.

Peternak milenial merupakan pelaku usaha ternak yaitu para pemuda dengan rentang usianya 18 sampai 40 tahun. Peternak millenial ini merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi jurusan peternak, para peternak muda memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi dan banyak inovasi peternakan sehingga efektifitas peternakan di Indonesia dapat meningkat. Penurunan peternak milennial dikhawatirkan dapat menimbulkan krisis peternak dimasa depan maka dari itu perlunya regenerasi peternak agar sektor peternakan dapat stagnan dan meningkat.

Bisnis sektor peternakan di Indonesia memiliki peluang yang sangat menjajikan. Namun pada saat ini masih banyak sekali lulusan dari sekolah menengah kejuruan atau perguruan tinggi jurusan peternak yang menganggur bahkan mereka lebih memilih bekerja lintas jurusan yaitu berkecimpung di dunia perbankan, hal ini sangat disayangkan dan menjadi sorotan masyarakat apabila tersebut terus menerus terjadi .

Faktor yang mendasar dari hal tersebut yaitu 1). kurangnya minat dan kepercayaan diri mereka untuk terjun ke dunia peternakan, 2). segi materil yaitu kurang nya modal untuk merintis usaha ternak juga menjadi salah satu faktor sehingga banyak dari mereka tidak mendedikasikan ilmu yang mereka dapat saat pendidikan, 3). Faktor lainnya juga yaitu lapangan pekerjan semakin sempit, mengapa hal tersebut bisa terjadi? karena setiap tahunnya perguruan tinggi di Indonesia meluluskan ribuan mahasiswa tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada sehingga peluang kerja sedikit.

Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
• Perlunya arahan dan motivasi dari tenaga pendidik bahwa mereka harus konsisten dengan jurusan yang mereka pilih sampai dengan terjun di dunia kerja untuk kontribusi nyata terhadap bangsa.
• Menanamkan pola pikir mahasiswa/i peternakan supaya lebih tertuju pada job creator, mengapa demikian? Karena selain kita mempunyai pekerjaan kita juga menciptangan lapangan pekerjaan bagi orang lain
• Penyelenggara pendidikan tinggi harus bekerja sama dengan stakeholder pemerintah maupun perurusahaan swasta untuk menyerap lulusannya supaya sumber daya manusianya dapat dikelola dengan baik
• Para lulusan peternakan juga dapat membentuk unit usaha kelompok agar dapat bekerja sama untuk merintis usaha sehingga meminimalisir resiko dan modal yang dikeluarkan setiap individu juga sedikit.

Program pemerintah dalam rangka mendukung sektor peternakan seharus nya dapat dimanafaatkan dengan maksimal oleh para pemuda untuk memulai usaha seperti Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) bagi mahasiswa perguruan tinggi dan penanaman modal kelompok ternak di desa serta program1000 Desa sapi. Hal tersebut dapat menjawab permasalahan materil.

Setelah berkomitmen dan yakin dengan kemampuan diri yang ada, pola pikir yang mengacu ke job creator serta sudah memanafatkan peluang secara maksimal dan dukungan dari berbagai pihak maka peternak millenial semakin banyak dan terjadilah regenerasi peternak untuk masa depan peternakan yang lebih cerah.

Seiring berjalannya waktu pemerintah juga harus selalu mengawasi dan mengevaluasi program yang sudah ada sehingga program-program dapat lebih efektif dan efisien serta selalu memberikan peluang pada peternak millenial untuk mengembangkan usaha ternaknya sehingga peternak millenial ini diharapkan mampu menopang pangan Indonesia dan Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.

Penulis: Fauzan Farinduan, Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor