Sapi Bali, Sang Sapi Perintis

Agropustaka.id, Pemikiran. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia yang sangat potensial sebagai penghasil daging. Sapi bali berasal dari grup Bibovine atau banteng yang memiliki beberapa keunggulan. Antara lain beradaptasi pada hampir seluruh kondisi tropis di Indonesia sehingga membuatnya terkenal sebagai sapi dengan julukan “sapi perintis”.

Keunggulan lainnya adalah tetap produktif pada kondisi lingkungan baru tempat sapi dipelihara dan tetap mempunyai tingkat reproduksi, pertumbuhan, serta kondisi tubuh yang baik, tahan terhadap caplak dan cacing dibanding sapi-sapi lainnya di Indonesia.

Merebaknya penyakit mulut dan kuku di Jawa timur, belum menyerang sapi Bali. Keunggulan-keunggulan tersebut menyebabkan sapi bali sangat diminati oleh daerah-daerah lain di Indonesia bahkan oleh negara tetangga (Malaysia).

Ciri khas sapi bali adalah warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa sapi bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi bali betina.

Warna bulu sapi bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata kembali apabila sapi bali jantan itu dikebiri yang disebabkan pengaruh hormon testosterone.

Kaki di bawah persendian telapak kaki depan (articulatio carpo metacarpeae) dan persendian telapak kaki belakang (articulatio tarco metatarseae) berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga.

Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian atau penyimpangan yang ditemukan kurang dari 1% . Bulu sapi bali dapat dikatakan halus pendek-pendek dan mengkilap. Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam.

Usaha peternakan sapi bali memiliki peranan penting dalam upaya pencapaian program swasembada daging sapi. Fokus utama dalam suatu usaha peternakan adalah tingkat keuntungan.

Tingkat keuntungan yang diperoleh peternak sangat menentukan perkembangan peternakan serta efisiensi usaha peternakan, semakin besar keuntungan yang diperoleh dari usaha pemeliharaan sapi, maka semakin rendah angka efisiensinya.

Usaha peternakan merupakan potensi yang dapat dikembangkan di pedesaan karena mampu memberikan tambahan penghasilan bagi petani dan penyerapan tenaga kerja. Peternakan rakyat memegang peranan utama dalam pembangunan sub sektor peternakan dikarenakan usaha ini merupakan porsi terbesar dari seluruh usaha peternakan nasional.

Peningkatan produksi peternakan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan petani beserta keluarganya.

Beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi bali adalah melalui pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik dengan menggunakan fermentor khusus sehingga proses dekomposisi menjadi cepat sehingga cepat pula dalam proses pemasaran pupuk organik yang banyak diminati dan mempercepat kembali ke pertanian organik.

Air seni dari sapi bisa dijadikan Bio-Urine. Upaya tersebut dilakukan untuk dapat membantu meningkatkan pendapatan dari pemeliharaan sapi.

AP/RadarBali/Dr. Ir. Ni Made Ayu Gemuh Rasa astiti, M.P., (Unwar)