Agropustaka.id, Kabar. Dalam proses budi daya ayam broiler, ketersediaan listrik menjadi sebuah hal yang sangat penting. Dimana listrik digunakan oleh para peternak untuk berbagai keperluan, mulai dari penerangan, memompa air, maupun penghangat lingkungan.
Bahkan bagi peternak yang menggunakan kandang sistem closed house, listrik juga digunakan sebagai sumber tenaga dalam manajemen ventilasi hingga pemberian pakan. Di lain sisi, kasus konsleting listrik pada proses budi daya broiler yang berakibat fatal acap kali terjadi. Jadi cukup beralasan apabila manajemen listrik yang tepat pada perkandangan ayam broiler menjadi sebuah keharusan.
Hal tersebut mengemuka dalam acara Indonesia Livestock Club edisi ke 33 yang mengangkat tema ‘Manajemen Listrik pada Perkandangan Ayam Broiler’. Acara ini terselenggara atas kerja sama antara Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI), Indonesia Livestock Alliance (ILA), BroilerX serta PT Charoen Pokphand Indonesia. Dalam acara yang terselenggara secara daring ini, hadir memberikan materi Poultry Equipment Manager PT Charoen Pokphand Indonesia Nugroho Dwi Sasongko, S.Pt.
Di awal materi Nugroho banyak menunjukkan dua jenis panel, yakni panel MDP (panel pembagi) dan panel MCC panel (panel yang mengontrol penyaluran di dalam kandang). Menurutnya kedua jenis panel ini harus dipenuhi, sehingga ada standar di dalam kandang. Apabila tidak terpenuhi, maka akan terjadi panas kabel.
“Ketika panas kabel terjadi, efeknya apa? Efek jangka pendeknya kabel akan mengelupas, sedangkan efek jangka panjangnya suplai energi akan terhalang dan tidak maksimal karena tidak standar. Dan kadang kala, peternak hanya berbicara tentang efisiensi yang berkaitan dengan pembiayaan dan cost. Tetapi kembali lagi, kalau sudah kita menginjak yang namanya broiler close house, saya sarankan untuk jangan main-main dengan yang namanya electrical. Karena kita berinvestasi tujuannya adalah untuk jangka panjang. Jadi disini saya tekankan bahwa standar panel itu utama, bukan hanya diproduksi. Karena safety device menjadi hal yang sangat vital,” jelas Nugroho.
Selain panel, ia menjelaskan terkait komponen kelistrikan yang tidak kalah penting yaitu generator. Dalam hal ini dirinya menjelaskan 2 jenis generator yaitu silent dan open. Menurutnya, secara prinsip, fungsi dan supply kedua generator ini sama. Namun yang satu mengeluarkan bunyi yang relatif keras dan yang satu relatif lembut dan hening.
“Apakah ini sebagai dasar? Tidak, ini hanya sebagai gambaran bahwa ada generator tipe silent dan open. Hanya saja yang perlu ditekankan terkait generator, apabila dalam kandang closed house tidak ada sumber energi alternatif, maka saya sarankan untuk segera memberikan sumber alternatif. Karena di closed house ini tidak boleh main-main. Pasalnya dengan kondisi sumber energi mati, walaupun ada tirai terbuka dan sebagainya, ayam hanya mampu bertahan selama 10 menit. Setelah itu ayam akan keracunan dari berbagai zat yang ada di kandang. Saran saya bagi peternak, harus ada yang namanya emergency,” tambahnya.
Komponen selanjutnya yang tidak kalah penting adalah penambahan panel MCC inverter. Nugroho menjelaskan bahwa pada prinsipnya inverter berfungsi sebagai peredam lonjakan arus yang naik turun dan penyeimbang arus. Namun pada perkembangannya inverter bisa diatur sebagai speed fan dan berbagai macam hal lain.
“Terkadang orang mengatakan inverter menjadi solusi. Nah sebenarnya inverter ini bisa sebagai Solusi tergantung pada posisinya. Apabila inverter dipasang di kandang yang berukuran besar, maka inverter akan sangat membantu saat fase brooding. Kalau ukuran kandang sudah standar, dengan ukuran yang panjang dan zona yang cukup, maka inverter tidak diperlukan. Jadi inverter ini merupakan device yang bisa membantu dan memberikan Solusi, namun tidak semua perkandangan memerlukan alat ini, karena akan menimbulkan cost baru,” ujar Nugroho. AP