Agropustaka.id, Kabar. Perunggasan menjadi industri agro yang dibangun sendiri setelah era kemerdekaan Republik Indonesia. Pasalnya industri agro lain seperti perkebunan dan pertanian merupakan sektor yang sudah dikembangkan sejak era penjajahan Belanda, dan diteruskan oleh Indonesia. Namun walaupun demikian, industri perunggasan saat ini juga belum bisa dikatakan mapan. Banyak persoalan yang harus diselesaikan.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Anton J Supit pada acara “Agromaritim Outlook 2024 di Bogor (27/2) menyatakan, industri perunggasan sudah bertahun-tahun mengalami over supply. Dan cutting selalu menjadi resep kebijakan untuk menanggulangi hal tersebut. Namun, ia melihat hal tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah secara komprehensif. Anton memaparkan, sudah beberapa bulan terakhir, perunggasan tengah dihadapkan pada persoalan kurangnya ketersediaan jagung yang merupakan komponen terbesar dalam formulasi pakan. Hal ini berdampak bagi seluruh pelaku usaha perunggasan.
Anton menceritakan bahwa dulu di zaman order baru, ada yang namanya Regulatory Impact Assessment (RIA). Dimana hal tersebut untuk melihat bagaimana efek sebuah kebijakan sebelum dan setelah dijalankan. Menurutnya RIA ini bisa digunakan, dalam beberapa kebijakan perunggasan yang saat ini diterapkan.
Perunggasan Indonesia sangat perlu untuk dibuat suatu grand desain perunggasan yang jelas ke depan. Mau diapakan perunggasan nasional ini, apakah Indonesia ingin mencontoh perunggasan Thailand misalnya, yang masuk ayam hidup keluar sudah dalam kemasan yang siap ekspor ke berbagai negara. Kalau tujuannya seperti itu, maka harus dibenahi sistemnya mulai dari awal. Bagaimana importasi GPS, bahan baku, kemudian ke bidang on farm hingga hilirisasi. Sebab, kalau pelaku usaha disuruh bersaing dengan pasar global, tapi terpentok dengan berbagai aturan, maka tidak akan bisa bersaing.
“Energi kita bertahun-tahun habis karena itu. Karena ada yang demo, baru kebijakan menyesuaikan. Apakah ini yang terus akan kita tuju? Jadi harus ada grand design perunggasan dari backup studi yang komprehensif. Taruh target yang jelas, dan sesuaikan langkah, strategi termasuk kebijakan untuk mencapainya,” tegas Anton J Supit. AP