Agropustaka.id, Kampus. Produksi ternak dalam beberapa dekade terakhir telah meningkat secara signifikan, untuk memenuhi permintaan populasi manusia dan perekonomian yang terus meningkat. Namun, pertumbuhan pesat ini juga menyebabkan peningkatan dampak lingkungan yang terkait dengan produksi hewan ternak. Faktanya, peternakan menghasilkan limbah dalam jumlah besar, berkontribusi terhadap deforestasi dan hilangnya habitat, serta menimbulkan berbagai masalah termasuk stres dan penyakit.
Selain itu juga menyebabkan meningkatnya permintaan akan lahan dan sumber daya lainnya, sehingga semakin memperburuk masalah ketahanan pangan. Selain itu, peternakan membutuhkan penggunaan lahan subur yang luas dan sejumlah besar padang rumput serta hijauan berkualitas untuk memberi makan hewan ternak. Permintaan terhadap bahan pangan halal pun meningkat tajam seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahan pangan yang halal dan berkualitas. Isu-isu tersebut menarik untuk dibahas secara intensif oleh berbagai pakar di bidang terkait yang berhubungan dengan produktivitas hewan berkelanjutan dan jejak lingkungan (footprints) menuj ketahanan pangan halal secara global.
Hal itu menjadi pokok bahasan penting dalam The 10th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP X) yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada pada pada 8-9 November 2023. Dalam gelaran internasional yang rutin digelar tiap 2 tahun tersebut, diperkirakan akan ada banyak penemuan dalam penelitian ilmu peternakan dan bidang terkait lainnya. Tujuan utama acara ini adalah untuk mengembangkan proyek percontohan yang berfokus pada sistem produksi hewan yang lebih efisien dan berkelanjutan, menentukan bukti berdasarkan penelitian dan pengalaman masyarakat, dan mengkomunikasikannya dengan tujuan untuk menginspirasi implementasi lebih lanjut. ISTAP X tahun 2023 ini diikuti oleh 117 peserta dari 7 negara, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Arab Saudi, Bangladesh, dan Jepang.
Karena permintaan akan produk-produk hewani terus meningkat, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengatasi dampak lingkungan dari peternakan, termasuk isu-isu seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan, dan konsumsi air. Dengan tema “Sustainable Animal Productivity and Environmental Footprint Toward Global Halal and Food Security”, ISTAP X menyoroti strategi inovatif, teknologi, dan praktik terbaik yang dapat menyelaraskan kapasitas produktif ternak dengan konservasi lingkungan, sehingga menawarkan jalan menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan apa yang bisa dilakukan para ahli terkait produktivitas hewan ternak dan isu lingkungan. Kontribusi para ahli di berbagai bidang, termasuk pertanian, peternakan, teknologi pangan, dan ilmu lingkungan, memberikan perspektif holistik mengenai tantangan dan peluang di bidang produktivitas hewan berkelanjutan dalam produksi pangan halal. “Hal ini memacu eksplorasi teknik-teknik inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hewan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, dan mengurangi jejak ekologis produksi pangan,” kata Budi Guntoro.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak. juga memberikan sambutan dalam acara penting tersebut. “Sangat penting bagi kita untuk mencari cara-cara inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan ini tanpa mengorbankan kesejahteraan planet kita atau hewan yang memainkan peran penting dalam sistem produksi pangan kita. Oleh karena itu, mohon manfaatkan seminar ini sebaik-baiknya, jalin koneksi, dan ambil ilmu yang bisa diterapkan di bidang masing-masing. Bersama-sama, kita dapat membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan, aman, dan manusiawi bagi dunia kita,” kata Supriyadi.
ISTAP X dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sesi plenari (Plenary Sessions) dengan menghadirkan narasumber yaitu Prof. Matthias Gauly (Free University of Bozen-Bolzano, Italy), Prof. Metha Wanapat (University of Khonkaen, Thailand), Prof. Heather Burrow (University of New England, Australia), Dr. Awis Qurni Sazili (Universiti of Putra Malaysia, Malaysia), Dr. Maja Slingerland (Wageningen University & Research, The Netherlands), Prof. Nanung Agus F. (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), dan Dr. Jasper Heerkens (Aeres University of Applied Sciences, Netherlands). Sesi yang kedua adalah sesi paralel di mana para peserta mempresentasikan hasil penelitian.
Seminar internasional tersebut menjadi pembelajaran berharga bagi para peneliti, profesional industri, dan siapa pun yang tertarik pada titik temu antara produksi pangan halal, produktivitas hewan berkelanjutan, dan tanggung jawab lingkungan. Selain itu, hal ini juga dapat mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan yang kompleks dan beragam antara ketahanan pangan, praktik halal, dan kelestarian lingkungan, sekaligus menawarkan wawasan praktis untuk mengatasi tantangan global. AP