Tata Kelola Mutu Pakan Sapi Perah untuk Hasilkan Susu Berkualitas

Agropustaka.id, Kabar. Peternakan sapi perah memiliki peran penting dalam penyediaan pangan bergizi, khususnya susu, yang merupakan sumber utama protein hewani, vitamin, dan mineral penting untuk diet seimbang. Namun, saat ini produksi susu di Indonesia belum optimal. Pemenuhan kebutuhan susu hanya mampu di supplai 20% dari total produksi dalam negeri.

Rata-rata produksi susu perekor sapi masih rendah berkisar antara 10-12 L/hari, dan sebagian besar susu yang dihasilkan masih berkualitas rendah, salah satunya disebabkan oleh ketersediaan dan kualitas pakan yang diberikan. Perbaikan pakan, baik secara kualitas dan kuantitas, memiliki peluang untuk meningkatkan produksi susu nasional sekitar 23,85%. Selain itu, peternakan sapi perah juga berkontribusi pada ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerjadan meningkatkan pendapatan peternak.

Pakan yang baik akan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak sambal mempertimbangkan Harga dan ketersediaan bahan. Proses produksi yang efisien dan uji kualitas yang rutin sangat penting untuk meningkatkan produktivitas ternak dan memastikan pakan yang diberikan berkualitas tinggi.
Untuk meningkatkan produksi dan memastikan produk susu dan olahan memiliki kualitas tinggi serta memenuhi standar nutrisi dan keamanan, penting untuk menjaga kualitas pakan. Ini meliputi formulasi pakan yang tepat, proses produksi yang baik, dan uji mutu yang akurat. Formulasi pakan yang baik akan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak sambil mempertimbangkan harga dan ketersediaan bahan. Proses produksi yang efisien dan uji kualitas yang rutin sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.

Pelatihan “Formulation, Production, and Rapid Test of Dairy Cattle Feed Quality”, yang dilaksanakan pada Rabu-Kamis-Jumat (20-22/11) di Bogor, diselenggarakan oleh CENTRAS (Center for Tropical Animal Studies) IPB.

Hal itu mengemuka dalam pelatihan bertajuk “Formulation, Production, and Rapid Test of Dairy Cattle Feed Quality”, yang dilaksanakan pada Rabu-Kamis-Jumat (20-22/11) di Bogor, yang diselenggarakan oleh CENTRAS (Center for Tropical Animal Studies) IPB. Ketua CENTRAS IPB University Prof Nahrowi menyatakan,acara tersebut merupakan wujud nyata komitmen CENTRAS dalam mencari solusi atas berbagai tantangan di sektor peternakan sapi perah khususnya dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas.

“Peternak-peternak sapi perah yang masih tradisional itu lebih banyak waktunya habis untuk mencari hijauan pakan. Ini yang harus kita ubah, supaya waktunya itu dihabiskan di kandang untuk melihat sapi-sapinya. Sehingga kita ini perlu memperhatikan terhadap kesejahteraan hewan untuk sapi perah. Di sisi lain, kebutuhan susu nasional terus meningkat seiring dengan pertambahan populasi dan adanya program pemerintah seperti minum susu gratis untuk masyarakat. Ironisnya ketergantungan kita pada impor susu bubuk juga terus meningkat. Alhasil ini tantangan besar yang memerlukan perubahan mendasar khususnya dalam pendekatan budidaya dan pakan ternak sapi perah,” papar Nahrowi.

Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nur Saptahidhayat dalam acara itu meyampaikan, permasalahan persusuan menjadi permasalahan nasional yang menjadi konsen pimpinan nasional, karena bersamaan dengan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terlepas dari peran sapi perah yaitu dalam rangka menyediakan susu.

“Semua lini menjadi penting terkait dengan pengembangan sapi perah, salah satu lini yang tidak kalah penting adalah penyediaan pakan, menjadi satu hal yang mutlak. Dimana-mana kita selalu mendiskusikan tentang sapi terutama sapi perah dan yang menjadi topik paling hangat adalah terkait dengan pakan,” kata Saptahidhayat.

Adapun Head of Research Feedmill & Cattle Production Charoen Pokphand Indonesia Akbari Wahyu Febrika dalam acara tersebut memaparkan tentang alur proses produksi pakan yang relatif tidak berbeda antar jenis ternak, yang membedakan adalah formulasi dan spesifikasi produk setiap tahap dalam alur proses memiliki titik kritis dan tindakan evaluasi yang berbeda.

Penerapan program jaminan keamanan HACCP dan ISO dalam proses produksi pakan sekaligus sebagai langkah pencegahan kontaminasi silang dengan bahan baku asal hewani.

“Industri pakan termasuk dalam rantai produksi pangan. Penerapan HACCP pada industri pakan mutlak dilakukan untuk menjaga keamanan dan jaminan mutu terhadap produk yang dihasilkan. Penerapan HACCP atau registrasi ISO merupakan jaminan dari industri kepada konsumen terhadap keamanan produk yang dikonsumsi,” tandas Akbari. Penerapan program jaminan keamanan tersebut juga sekaligus sebagai Langkah pencegahan kontaminasi silang dengan bahan baku asal hewani. AP