Menuju Industri Perunggasan Modern dan Profesional

Agropustaka.id, Pemikiran. Dinamika industri perunggasan di Indonesia terus bergerak maju, terlebih semakin bertambahnya jumlah penduduk yang menuntut adanya kecukupan gizi asal ternak, terutama daging dan telur ayam. Melihat fakta tersebut, Indonesia dipandang masyarakat dunia sebagai pasar yang besar untuk produk mereka.

Namun, jika melihat potensi peternakan domestik, sebenarnya Indonesia mampu memenuhi kebutuhan konsumsi produk hasil ternak dari negeri sendiri, tanpa harus impor. Bahkan, khusus untuk produk hasil unggas dan olahannya, seperti sosis, nugget, dan bakso ayam bisa diekspor ke berbagai negara.

Tantangan ke depan adalah industri peternakan nasional, terutama usaha budidaya unggas yang harus dikelola secara modern dan profesional. Pengelolaan secara modern adalah tentang cara meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Sementara pengelolaan secara profesional adalah aktifitas yang mengacu pada pemanfaatan ilmu dan teknologi pada proses produksi dan budidaya yang efisien agar menjadi suatu produk yang diinginkan pasar,” kata Chief Technology Officer (CTO) BroilerX, Jati Pikukuh.

Berhubungan erat dengan penerapan ilmu dan teknologi dengan segala konsekuensinya, industri perunggasan modern sudah harus dikelola oleh sumber daya manusia dengan keahlian khusus di bidangnya. Pendidikan minimal lulusan perguruan tinggi atau profesional di bidang peternakan yang telah memiliki sertifikat sesuai kompetensinya.

Jika industri perunggasan modern dapat diwujudkan dengan penggerak SDM yang mumpuni, maka bidang perunggasan sebagai pilar penting dalam industri andalan pangan dapat turut menopang ketahanan pangan nasional dan mampu mencukupi kebutuhan protein hewani masyarakat.

Industri perunggasan modern dalam beberapa tahun ke depan akan lebih banyak digerakkan oleh para profesional muda yang memiliki penguasaan ilmu dan teknologi seputar peternakan modern. Mereka akan berada di area pedesaan di berbagai daerah di Indonesia, wilayah yang memang cocok untuk mengembangkan budidaya perunggasan secara lebih leluasa dan lebih luas. Modernisasi oleh para profesional bidang perunggasan di pedesaan akan menjadi penyegaran bagi kota-kota kecil atau desa-desa, sekaligus menjadi penggerak ekonomi pedesaan.

Desa yang yang dikelola dengan cara smart tersebut dapat menjadi magnet bagi generasi muda yang sebelumnya banyak merantau ke perkotaan atau bahkan ke negara lain, untuk kembali ke desanya. Mereka akan berlomba-lomba membangun desa sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Membangun usaha perunggasan di desa secara modern dan profesional dengan digerakkan oleh sebagian besar SDM kompeten dari masyarakat desa itu sendiri.

Pembangunan usaha perunggasan di pedesaaan tidak semata-mata berbentuk fisik fasilitas budidaya perunggasan yang modern, tetapi yang lebih penting adalah membangun penduduk pedesaan untuk bersikap dan berpikiran modern dalam melakukan aktifitas usaha peternakan. Perintis modernisasi usaha perunggasan potensial di pedesaaan adalah para generasi muda lulusan perguruan tinggi peternakan yang telah dibekali cukup ilmu dan teknologi seputar peternakan.

Bisnis unggas yang dikelola secara modern dan profesional tersebut dapat menjadikan suatu daerah di pedesaan sebagai penopang penting dalam hal ketahanan pangan dari sisi pemenuhan protein hewani, seperti daging dan telur ayam. “Para pelaku usaha budidaya perunggasan di pedesaan yang modern dan profesional, dapat menjadi mesin penggerak perkembangan ekonomi daerah, dengan tetap menjaga keserasian, keseimbangan, dan sinergisitas antara tuntutan pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan lingkungan,” kata Jati Pikukuh. ap/brx